Penetapan Kelulusan Calon Mahasiswa ISI Denpasar Melalui Jalur Beasiswa Bidik Misi Tahun 2010

PENGUMUMAN

Nomor : 1335/I5.12.1/KM/2010

Tentang

Penetapan Kelulusan Calon Mahasiswa ISI Denpasar

Melalui Jalur Beasiswa Bidik Misi Tahun 2010

Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar Nomor 1329/I5.12.1/KM/2010 Tanggal 8 Juli 2010 tentang Penetapan Calon Mahasiswa ISI Denpasar Penerima Beasiswa BIDIK MISI Tahun 2010 (nama terlampir), maka dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :

  1. Pendaftaran kembali dilaksanakan dari tanggal 13 s.d. 20 Agustus 2010, bertempat di Sub Bagian Akademik Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama (BAAKK) Gedung Rektorat ISI Denpasar, dengan syarat-sayrat :
  1. Biaya Pendaftaran Administrasi Akademik

–        Buku Panduan Studi ISI Denpasar

–        Iuran + Kartu Anggota Perpustakaan

–        Kartu Tanda Mahasiswa

  1. Biaya Perlengkapan dan Administrasi Kemahasiswaan

–        Pakaian Almamater (Jas, Topi, Jaket)

–        Biaya Kegiatan Sosialisasi Kemahasiswaan

–        Iuran Senat Mahasiswa (ISI dan Fakultas)

–        Iuran BPSMI/BAPOMI

–        Asuransi Mahasiswa

  1. Hal-hal yang kurang jelas dapat ditanyakan langsung pada saat pendaftaran kembali.

Demikian Pengumuman ini untuk dilaksanakan.

Denpasar, 8 Juli 2010

a.n. Rektor

Pembantu Rektor III

Drs. I Made Subrata, M.Si.

NIP. 195202111980031002

Pengumuman Selengkapnya

Bentuk, Fungsi dan Material Bangunan Rumah Tinggal Tradisional Bali Madya II

Bentuk, Fungsi dan Material Bangunan Rumah Tinggal Tradisional Bali Madya II

Oleh Drs. I Gede Mugi Raharja, MSn

d.  Paon/ Dapur

Paon ini terletak di bagian Selatan/Delod natah umah, sehingga sering pula disebut dengan Bale Delod. Fungsi Paon ini adalah untuk tempat memasak dan juga dapat digunakan sebagai tempat tidur. Fasilitas di dalam bangunan Paon ini adalah 1 buah bale-bale yang terletak di bagian dalam dan tungku tradisional sebagai tempat untuk memasak.  Bentuk Bangunan Paon adalah persegi panjang, dan menggunakan saka/ tiang yang terbuat dari kayu yang dapat berjumlah 6 (sakenem), dan 8 (sakutus/astasari). Bangunan Paon adalah rumah tinggal yang memakai bebaturan dengan lantai yang lebih rendah dari Bale Dauh.

e. Jineng

Unit bangunan Jineng terletak di bagian Tenggara natah umah, dan sering pula disebut dengan Kelumpu, atau yang memiliki ukuran lebih besar disebut Gelebeg. Fungsi Jineng ini adalah untuk tempat menyimpan padi (lumbung). Sedangkan yang disebut Gelebeg, selain dipakai untuk mnyimpan padi, juga dapat digunakan sebagai tempat beristirahat atau bekerja, seperti menenun kain atau membuat lawar/ mebat, sebab di bawah ruang simpannya berisi bale-bale di bagian tengah.  Bentuk Bangunan Jineng adalah persegi panjang, dan menggunakan saka/ tiang yang terbuat dari kayu yang dapat berjumlah 4 (sakepat) dan 6 (sakenem). Bangunan Jineng adalah tempat untuk menyimpan padi yang memakai bebaturan dengan lantai yang lebih rendah dari paon.

f.  Angkul-angkul/Pintu Masuk

Bangunan Angkul-angkul berfungsi sebagai pintu masuk ke pekarangan. Angkul-angkul adalah bentuk pintu masuk yang sederhana. Sedangkan bentuk yang lebih besar disebut Bintang aring dan ada juga disebut Kori.  Angkul-angkul berfungsi sebagai pintu masuk dari jalan (rurung) menuju pekarangan rumah. Setiap unit rumah tinggal memiliki sebuah bangunan angkul-angkul yang terbuat dari bahan tanah, bata, batu cadas, kayu dan bahkan beton cetak.

g. Elemen Pembentuk Ruang

1). Lantai /Bebaturan

Lantai  bangunan umumnya masih tetap memakai bahan tanah, cadas dan bata, khususnya pada lantai bangunan tradisional. Sesuai dengan perkembangan jaman beberapa lantai bangunan rumah tinggal Bali Madya telah beralih pada pemakaian bahan-bahan modern seperti semen, marmer, teraso, tegel dan keramik. Umumnya lantai dibuat sederhana dan tidak banyak menggunakan permainan lantai.

2). Dinding

Dinding pembatas  ruangan  pada bangunan rumah tinggal tradisional Bali Madya, pada umumnya memakai bahan dari tanah, bata dan cadas. Beberapa dinding rumah telah menggunakan material batako sebagai akibat perkembangan material dinding. Batako dipilih hanya karena kekuatannya lebih lama dari tanah.  Elemen – elemen pendukung dinding seperti parba (di bagian atas bale-bale) dan apad (di samping kiri bale-bale) adalah menggunakan bahan dari kayu.

Bentuk, Fungsi dan Material Bangunan Rumah Tinggal Tradisional Bali Madya II Selengkapnya

Presiden RI Sanjung ISI Denpasar

Presiden RI Sanjung ISI Denpasar

Jakarta- Presiden Konfederasi Swiss Doris Leuthard melakukan lawatan selama empat hari ke Indonesia, yakni Jakarta dan Surabaya pada 6-9 Juli 2010 guna meningkatkan hubungan dan kerja sama kedua negara. Guna menyambut dan menghormati tamu negara Presiden Konfederasi Swiss, Doris Leuthard bersama delegasi dan para pengusaha asal Swiss, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi tuan rumah jamuan santap malam kenegaraan di Istana Negara, Rabu (7/7) malam. Didampingi Ibu Ani, suasana jamuan terasa sangat akrab, hangat dan bersahabat. SBY mengungkapkan rasa senangnya dapat menyambut kehadiran Presiden Swiss lewat suguhan tari nusantara. Diawali dengan tari penyambutan, Tari pendet yang dibawakan 9 penari cantik dari ISI Denpasar. Dilanjutkan dengan Tari Tifa dari NTT serta Tari Rampai dari Aceh.

Kehadiran ISI Denpasar ditengah-tengah acara jamuan tersebut karena undangan langsung dari Presiden, berkat keberhasilan ISI Denpasar dalam menyajikan garapan oratorium “Anggada Duta” saat pembukaan PKB ke-32 beberapa waktu lalu. Saat para penari dan penabuh serta Pembina mendapat kesempatan untuk foto bersama, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Presiden tak henti-hentinya menyampaikan ungkapan bangga dan terima kasih atas suguhan Tari Pendet yang dibawakan secara apik oleh ISI Denpasar. Ibu Presiden, Ani Yodoyono terus mengumbar senyumnya dan menanyakan apakah penari Pendet ini juga ikut menari saat Oratorium Anggada Duta? Saat menyampaikan bahwa semua penari pendet ini adalah pendukung garapan tersebut, Ibu Presiden menyampaikan bahwa garapan ISI Anggada Duta masih melekat dalam ingatannya, karena memiliki kesan dan pesan mendalam. Presiden RI pun sangat menyanjung dengan mengatakan bahwa “ISI selalu bagus, tolong bina terus, kembangkan seni dan budaya Bali, We love Bali”.

Moment ini pun tidak dapat dilupakan oleh para mahasiswa dan dosen ISI Denpasar. Dukungan ini tentu menjadi momentum bagi seniman Bali untuk mempertahankan seni budaya yang sudah diwarisi.

Humas ISI Denpasar melaporkan

Pentas Balaganjur,  Kebanggaan  Kawula Muda  Bali

Pentas Balaganjur, Kebanggaan Kawula Muda Bali

Oleh: Kadek Suartaya, Dosen PS Seni Karawitan

Balaganjur kini semakin gaul di kalangan anak muda Bali. Padahal dulu gamelan ini tak lebih dari bunyi-bunyian pelengkap upacara kematian. Tapi kini Balaganjur  menggeliat dan menggebrak menjadi seni pertunjukan yang layak disimak. Karena itu, sejak tiga tahun terakhir ini Pesta Kesenian Bali (PKB) memberikan ruang khusus pada seni pentas ini. Bahkan PKB ke-32 tahun 2010 ini menampilkan sembilan grup Balaganjur persembahan kabupaten/kota se-Bali. Sajian seni yang disebut Parade Balaganjur Pragmentari tersebut dapat disimak penonton di panggung terbuka Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Senin (21/6) malam lalu adalah kesempatan Denpasar, Gianyar, dan Badung unjuk lebolehan.

Perkembangan Balaganjur menggiring penonton tak hanya terpukau oleh gaya bermain musik Balaganjur itu saja. Konfigurasi tari yang ditampilkan  justru menambah pesonanya. Ada  aksi Balaganjur lengkap  dengan  tari-tarian yang bernuansa heroik. Dan banyak pula terlihat yang memadukan  musik Balaganjur dengan koreografi tari yang dibingkai dengan tuturan mitologi, legenda, epos Ramayana dan Mahabhrata. Bleganjur kini memang tak sekedar sajian musik instrumental. Ia kini bisa disajikan dan disaksikan sebagai seni pertunjukan utuh. Siapa pun berangkali tak menduga, Balaganjur kini mencuat dan demikian ngetrend, khususnya di kalangan anak muda. Padahal sebelumnya, kaum muda  Bali  sempat malu menyentuhnya.

Tapi kini simaklah Parade Balaganjur Pragmentari di arena PKB itu, kaum muda Bali dengan penuh kebanggaan dan suka cita menyuguhkannya dan  penonton yang memadati panggung terbuka ISI tersebut menikmati dengan antusias. Kota Denpasar tampil dengan tajuk “Nirasraya”, Kabupaten Gianyar mengetengahkan lakon “Gajah Waktra” dan Kabupaten Badung hadir dengan Balaganjur pragmentari “Bandha Moksa”. Ketiga grup tampil mempesona dengan memadukan keterampilan memainkan instrumen dan tata garap tari. Berkesempatan unjuk diri antara 10-15 menit, betapa gelora kreativitas seni kaum muda itu membumbung.

Pentas Balaganjur,  Kebanggaan  Kawula Muda  Bali Selengkapnya

Teori Hegemoni Sebuah Teori Kebudayaan Kontemporer

Teori Hegemoni Sebuah Teori Kebudayaan Kontemporer

Oleh: Saptono (dosen PS Seni Karawitan)

Teori hegemoni merupakan sebuah teori politik paling penting abad XX. Teori ini dikemukakan oleh Antonio Gramci (1891-1937). Antonio Gramci dapat dipandang sebagai pemikir politik terpenting setelah Marx. Gagasanya yang cemerlang tentang hegemoni, yang banyak dipengeruhi oleh filsafat hukum Hegel, dianggap merupakan landasan paradigma alternatif terhadap teori Marxis tradisional mengenai paradigma base-superstructure (basis-suprastruktur). Teori-teorinya muncul sebagai kritik dan alternatif bagi pendekatan dan teori perubahan sosial sebelumnya yang didominasi oleh determinisme kelas dan ekonomi Marxisme tradisional.

Teori hegemoni sebenarnya bukanlah hal yang baru bagi tradisi Marxis. Menurut Femia pengertian semacam itu sudah dikenal oleh orang Marxis lain sebelum Gramci, seperti; Karl Marx, Sigmund Freud, Sigmund Simmel. Yang membedakan teori hegemoni Gramci dengan penggunaan istilah serupa  itu sebelumnya adalah; Pertama, ia menerapkan konsep itu lebih luas bagi supremasi satu kelompok atau lebih atas lainnya dalam setiap hubungan sosial, sedangkan pemekaian iistilah itu sebelumnya hanya menunjuk pada relasi antara proletariat dan kelompok lainnya. Kedua, Gramci juga mengkarakterisasikan hegemoni dalam istilah “pengaruh kultural”, tidak hanya “kepemimpinan politik dalam sebuah sistem aliansi” sebagaimana dipahami generasi Marxis terdahulu (Femia, 1983).

Teori hegemoni dari Gramci yang sebenarnya merupakan hasil pemikiran Gramci ketika dipenjara yang akhirnya dibukukan dengan judul “Selection from The Prissons Notebook” yang banyak dijadikan acuan atau diperbandingkan khususnya dalam mengkritik pembangunan. Dalam perkembangan selanjutnya teori hegemoni ini dikritisi oleh kelompok yang dikenal dengan nama “New Gramcian”.

Teori hegemoni dibangun di atas preis pentingnya ide dan tidak mencukupinya kekuatan fisik belaka dalam kontrol sosial politik. Menurut Gramci, agar yang dikuasai mematuhi penguasa, yang dikuasai tidak hanya harus merasa mempunyai dan menginternalisasi nilai-nilai serta norma penguasa, lebih dari itu mereka juga harus memberi persetujuan atas subordinasi mereka.  Inilah yang dimaksud Gramci dengan “hegemoni” atau menguasai dengan “kepemimpinan moraldan intelektual” secara konsensual. Dalam kontek ini, Gramci secara berlawanan mendudukan hegemoni, sebagai satu bentuk supermasi satu kelompok atau beberapa kelompok atas yang lainnya, dengan bentuk supermasi lain  yang ia namakan “dominasi” yaitu kekuasaan yang ditopang oleh kekuatan fisik (Sugiono, 1999:31).

Teori Hegemoni Sebuah Teori Kebudayaan Kontemporer Selengkapnya

Loading...