CAK, Perintis Seni Pertunjukan Turistik Bali

Kiriman : Kadek Suartaya (Dosen Pedalangan FSP ISI Denpasar)

Abstrak

Seorang  pelukis  Jerman,  Walter  Spies,  yang  tinggal   di Campuan,  Ubud, Kabupaten Gianyar, sering berkeliling Bali untuk  melukis  kehidupan masyarakat  dan pemandangan indah pulau ini. Suatu  hari,  dalam sebuah  perjalanannya, ia menyaksikan sesuatu yang unik. Puluhan pria  warga Bedulu, Gianyar, disaksikannya sedang  duduk membuat suatu lingkaran  di  Pura Goa Gajah.  Pada  tahun  1930-an  itu masyarakat Bedulu sangat aktif mementaskan tari Sanghyang  Dedari dan   Sanghyang  Jaran  yang merupakan  ritual keagamaan   demi keselamatan segenap warga setempat.

Kata kunci: cak, sakral, turistik.

Selengkapnya dapat unduh disini

Wayang Kulit Bali Menggeliat Kreatif

Kiriman : Kadek Suartaya (Dosen Pedalangan ISI Denpasar)

Abstrak

Pada tahun 1994, UNESCO, Badan Dunia di Bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan telah menetapkan wayang Indonesia sebagai Warisan Budaya Dunia Nonbendawi (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity) yang perlu dilestarikan. Penetapan itu menyiratkan pengakuan bahwa wayang Indonesia adalah karya budaya autentik atau indigenous bangsa Indonesia. Namun, salah satu seni pertunjukan tua Indonesia ini beberapa tahun belakangan eksistensinya semakin mengkhawatirkan. Namun kreativitas dan inovasi yang digiatkan oleh para dalang mampu membinarkan seni pertunjukan wayang kulit.

Kata kunci: wayang kulit, kreatif, inovatif

selengkapnya dapat unduh disini

Desain ruang Dengan Citra Kronoskopi

Kiriman : I Gede Mugi Raharja ( Dosen Jurusan Desain Interior FSRD ISI Denpasar )

ABSTRAK

Perkembangan teknologi komputer desain yang semakin canggih saat ini, dapat membantu para arsitek atau desainer interior mendesain ruang dengan citra gerak, sehingga saat seseorang melihat sebuah desain ruang aritektural atau interior, dapat merasakan ruang dan mengalami waktu secara virtual. Simulasi dengan citra gerak inilah yang disebut dengan citra kronoskopi. Citra kronoskopi merupakan suatu istilah yang digunakan oleh Paul Virilio, untuk menjelaskan suatu kondisi yang memvisualkan simulasi waktu berupa citra gerak di layar elektronik. Pada era postmodern, waktu lebih penting daripada ruang. Kemajuan sarana komunikasi dan telekomunikasi pada era global, menyebabkan antara ruang dan waktu makin tidak dapat dibedakan. Kecepatan ilmu pengetahuan dan informasi, telah menciptakan dunia citraan, yang penampakannya dapat membingungkan. Kecepatan merupakan ciri dari kemajuan, dan kecepatan merupakan kekuatan utama kapitalisme global. Simulasi elektronik dengan citra gerak, menurut Virilio berkembang dari teknik sinematik, berupa efek gerakan dan kecepatan yang dihasilkan lewat persepsi optik dan optik elektronik. Image sintetis yang mendekati apa yang diperoleh di dunia nyata, kini antara lain dapat diciptakan menggunakan teknologi komputer desain tiga dimensi (3D) dengan realitas virtual. Teknologi ini dapat menciptakan simulasi dengan citra gerak yang dikonstruksi melalui mekanisme teknologi komputer grafis, menjadi ruang digital yang sifatnya virtual (semu). Representasi ruang elektronik desain 3D dengan realitas virtual tersebut dibangun oleh electronic ether, yang telah mengambil alih dunia materialitas dan nonarsitektonik. Dunia citraan berupa desain ruang-ruang elektronik yang membentuk citra kronoskopi, dapat mendekonstruksi konsep ruang konvensional, karena tidak terikat oleh norma-norma tradisi dan gravitasi bumi.

Kata Kunci: Simulasi elektronik, Citra gerak, Image sintetis, Electronic ether, Dekonstruksi Ruang

Selengkapnya dapat unduh disini

Desain Dengan Citra Simulasi, Sebuah Integrasi Teknologi Secara Estetik

Kiriman : I Gede Mugi Raharja (Dosen Jurusan Desain Interior FSRD ISI Denpasar)

ABSTRAK

Sejak teknologi komputer desain, khususnya komputer desain 3D dengan realitas virtual dipasarkan, teknologi ini telah mempengaruhi cara berpikir para arsitek maupun desainer interior di seluruh dunia. Pengaruh tersebut menyebabkan terjadinya perubahan proses pembuatan desain, dari cara menggambar secara manual beralih kepada komputer desain. Teknologi komputer desain ini hanyalah sebagai alat untuk mempermudah pekerjaan desain, tetapi kelayakan estetis sebuah karya desain tetap harus lahir dari hasil pemikiran arsitek atau desainernya, sehingga karya desainnya dapat dipertanggungjawabkan.

Teknologi komputer desain 3D dengan realitas virtual merupakan teknologi simulasi mutakhir yang dapat membantu menciptakan simulasi desain. Simulasi desain merupakan citra, yakni tanda yang bersifat semu, yang diciptakan berupa model-model yang sebelumnya tidak pernah ada secara realitas. Akan tetapi, simulasi desain ini nantinya dapat diwujudkan secara nyata menjadi realitas yang bersifat fisik. Simulasi desain yang dilengkapi citra gerak, dapat mempengaruhi perasaan yang melihat, seperti di dunia nyata. Oleh karena itu, simulasi desain 3D dengan realitas virtual dapat menciptakan citra simulasi posrealitas. Meskipun bersifat artifisial, tetapi dapat mempengaruhi perasaan orang seperti di dunia nyata.

Dalam konteks budaya, teknologi komputer desain  merupakan  salah satu dari unsur kebudayaan. Teknologi komputer desain 3D dengan realitas virtual dapat diterima di seluruh dunia, karena adanya kesadaran akan kekurangan dalam teknologi untuk meningkatkan kualitas  pembuatan karya desain. Keinginan untuk mencapai kualitas  karya desain yang maksimal, menyebabkan arsitek atau desainer interior menerima teknologi komputer desain 3D dengan realitas virtual.Teknologi ini dapat menunjang kreativitas arsitek atau desainer interior, untuk membuat karya desain dengan cara mengintegrasikan teknologi secara estetik.

Kata Kunci: Teknologi Simulasi, Simulasi Desain, Realitas Virtual, Citra, Posrealitas.

Selengkapnya dapat unduh disini

Pola – Pola Kendang Gupekan Gaya I Putu Sumiasa

Kiriman : I Ketut Pany Ryandhi (Mahasiswa Karawitan FSP ISI Denpasar)

ABSTRAK

Permainan Kendang Tunggal merupakan sebuah permainan instrumen yang menekankan keahlian yang bersifat individualistis. Di Bali, orang yang biasa bermain instrumen kendang mereka disebut dengan juru kendang ataupun tukang kendang. Seorang juru kendang dikatakan memiliki virtuositas yang tinggi apabila dalam diri mereka terdapat jiwa memimpin. Memimpin dalam konteks reportoir, memberi aksentuasi dan juga seseorang yang merespon setiap gerakan penari. Seorang juru kendang dikatakan memiliki skill yang tinggi apabila mereka mampu membunyikan setiap timbre dalam kendang dengan seakurat maupun sejernih mungkin. Disamping itu, sebagai seorang juru kendang, variasi jalinan “kata-kata” ataupun warna suara pada kendang yang dimainkan secara bebas (representasi individu) dan penuh perhitungan merupakan salah satu syarat seorang juru kendang dikatakan berhasil, terampil, wayah (matang, mantap)

Variasi pola-pola, rasa musikal yang baik, refleksitas spontan (respon keadaan) yang dimiliki oleh seorang juru kendang mengindikasikan kemapanan seorang juru kendang saat bermain kendang tunggal. Pola-pola yang dimaksud perlu dibicarakan secara edukatif mengingat perkembangan permainan kendang tunggal dewasa ini menjadi sebuah trend kompetisi untuk mendapatkan legitimasi berupa penghargaan. Dengan kata lain, pola-pola yang diterapkan hendaknya diidentifikasi dengan menerapkan sistem grade yaitu menjabarkan unsur-unsur yang membentuk pupuh sehingga lebih memudahkan bagaimana sebenarnya cara kerja seorang seniman (seniman alam) dalam mengaplikasikan ilmu alamnya.

I Putu Sumiasa adalah seorang juru kendang sekaha Gong Bandha Sawitra Desa Kedis, Buleleng. Kepiawaiannya dalam bermain kendang tunggal kakebyaran membuat penulis tertarik untuk menganalisis pola kakendangan tunggal beliau, berdasarkan pada pola kakendangan yaitu pada bagian pengipuk Trunajaya.

Kata kunci : Pola, Kendang Gupekan, I Putu Sumiasa

Selengkapnya dapat unduh disini

Eksistensi Tari Rejang Sutri Desa Batuan Gianyar Di Era Globalisasi

Kiriman : I Wayan Budiarsa (Dosen Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar)

Abstrak

Berkesenian bagi masyarakat Bali (Hindu) merupakan sebuah yadnya, persembahan yang tulus iklas kehadapan Tuhan sebagai ungkapan rasa syukur atas anugrah yang berlimpah. Kehadiran kesenian di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya merupakan hasil dari daya kreativitas estetisnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik sebagai sarana ritual, sosial, ekonomi, legitimasi penguasa, hiburan, dan sebagainya.

Era global yang ditandai dengan persentuhan budaya ke dalam ruang lingkup dunia tanpa sekat, berdampak pada kehidupan seni dan budaya pada suatu daerah/ negara. Arus perubahan tak bisa kita hindari, tetapi mempertahankan identitas, eksistensi (khususnya seni tari Bali) itu jauh lebih penting di tengah-tengah termarjinalnya seni tradisi.

Desa Batuan Gianyar, sampai sekarang ini masih tetap teguh memegang seni tradisi yang telah diwariskan secara turun temurun, berbagai usaha pelestarian seni tari (wali, bebali, dan balih-balihan) diwujudkan melalui pembinaan pada generasi mudanya. Demikian pula, dalam upacara keagamaan di pura-pura setempat selalu hadir tari-tarian sebagai sajian pelengkap dari jalannya upacara, salah satunya Rejang Sutri masih mampu menunjukan geliat eksistensinya walau dalam arus globalisasi.

Kata Kunci: Eksistensi, Sutri, Batuan

selengkapnya dapat download disini

Loading...