Patung Empu Seni Karawitan I Wayan Beratha di ISI Denpasar

Patung Empu Seni Karawitan I Wayan Beratha di ISI Denpasar

Masih ingat dengan maestro ? Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha meresmikan patung Mpu Seni Karawitan Bali I Wayan Beratha di kampus setempat, Rabu (14/2). Sosok maestro seni karawitan itu sengaja diletakan di lobby sebuah studio karawitan, sehingga bisa dijadikan sumber inspirasi dalam mempelajari serta melestarikan kesenian Bali. Bahkan nama

Masih ingat dengan maestro ? Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha meresmikan patung Mpu Seni Karawitan Bali I Wayan Beratha di kampus setempat, Rabu (14/2). Sosok maestro seni karawitan itu sengaja diletakan di lobby sebuah studio karawitan, sehingga bisa dijadikan sumber inspirasi dalam mempelajari serta melestarikan kesenian Bali. Bahkan nama studio itupun di beri nama Studio Karawitan I Wayan Beratha.

Prof. Arya mengatakan, pada tahun 2012 ISI Denpasar menetapkan I Wayan Beratha sebagai Mpu Seni Karawitan Bali, seorang tokoh yang memiliki karya-karya mendumental, dedikasi serta melahirkan karya-karya seni yang menginspirasi. Sebagian besar dosen ISI Denpasar merupakan murid beliau, sehingga patut disyukuri. “Kami menyambut baik pembuatan patung ini sebagai bentuk penghargaan terhadap Bapak I Wayan Beratha yang telah banyak melahirkan karya-karya mendumental,” katanya.

elaku pimpinan lembaga, jelas Prof. Arya, dirinya merasa I Wayan Beratha adalah ahli dibidang ilmu seni pertunjukan khususnya dalam bidang seni tabuh, sehingga salah satu gedung itu diberi nama I Wayan Beratha. “Fakultas Seni Pertunjukan khususnya jurusan karawitan memiliki laboratorium yang presentatif sebanyak 4 lokal yang cukup canggih dengan alat peredam lengkap dengan fasilitas. Nh, di salah satu lobby gedung itulah patung I Wayan Beratha ditempatkan, sekaligus gedung ini diberi nama Gedung Karawitan I Wayan Beratha,” ucapnya.

Tujuannya, lanjut Prof. Arya, mahasiswa karawitan akan bergelut setiap hari disini. Baik belajar karawitan, pratek, dan sejarah karawitan maka tak bisa lepas dari sosok I Wayan Beratha. Demikian pula belajar komposisi, membuat komposisi karawitran, teori karawitan juga akan belajar dari sosok I Wayan Bertaha. “Mahasiswa sekarang banyak yang tak tahu sosok I Wayan Beratha, nah, lewat patung ini mereka bisa belajar,” paparnya.

Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, MA, mengatakan, I Wayan Beratha sempat mendapat penghargaan Siwa Nataraja dan dikukuhkan sebagai Mpu Seni Karawitan Bali oleh ISI Denpasar. Disamping seorang maestro, maka memberikan penghargaan dengan memberi nama sudio ini I Wayan Beratha. “Anak-anak sekarang belum pernah melihat beliau, namun tahu karyanya, maka lewat patung ini mereka bisa mengetahui sosok Mpu Karawitan itu. Adanya patung ini tentu mereka akan mengetahui seperti inilah serniman alam, pekerja keras dan sangat disiplin itu. Jujur, idola saya adalah ayah saya,” terang putri I Wayan Beratha ini. 

Yudisium VIII Program Pascasarjana S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni ISI Denpasar

Yudisium VIII Program Pascasarjana S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni ISI Denpasar

I Made Bayu Pramana, fotografer yang juga dosen Insitut Seni Indonesia (ISI) Denpasar meraih IPK tertinggi pada program Pengkajian Seni (S2) dengan nilai IPK 3.88. Hal tersebut terungkap pada acara Yudisium ke VIII Semester Ganjil Tahun Akademik 2017/2018 Program Pascasarjana S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni ISI Denpasar, Selasa (13/2). Selain Bayu Permana, lulusan IPK terbaik

I Made Bayu Pramana, fotografer yang juga dosen Insitut Seni Indonesia (ISI) Denpasar meraih IPK tertinggi pada program Pengkajian Seni (S2) dengan nilai IPK 3.88. Hal tersebut terungkap pada acara Yudisium ke VIII Semester Ganjil Tahun Akademik 2017/2018 Program Pascasarjana S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni ISI Denpasar, Selasa (13/2).

Selain Bayu Permana, lulusan IPK terbaik juga diraih oleh Ni Putu Emilika Budi Lestari jurusan TV Film, dengan IpK 3.83, disusul I Wayan Adi Putra Yasa jurusan,  DKV dengan IPK 3.79. Kali ini, Program S2 Pasca Sarjana ISI Denpasar meluluskan 7 orang karya siswa dari tahun 2013-2018.

Ketua Program Pasca Sarjana S2 ISI Dr I Ketut Sariada mengatakan, yudisium tahun ini merupakan semester ganjil tahun 2018 diikuti oleh 7 orang karya siswa dari tahun 2013-2018 Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni (S2). Mereka merupakan mahasiswa terbaik. Dengan begitu, Program Pascasarjana ISI Denpasar telah memiliki 161 Wisudawan. “Perkuliahan ini ditempuh minimal 4 Semester (2 Tahun) maksimal 8 Semester (4 Tahun),” ucapnya.

Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha mengatakan, yudisium adalah proses akademik yang menyangkut penerapan nilai dan kelulusan mahasiswa. Yudisium juga berarti pengumuman nilai kepada mahasiswa sebagai proses penilaian akhir dari seluruh matakuliah yang telah diambil mahasiswa. Dan penetapan nilai dalam bentuk transkrip akademik, serta memutuskan lulus atau tidaknya mahasiswa dalam menempuh studi selama jangka waktu tertentu. “Semua persyaratan Yudisium wajib ditaati oleh seluruh peserta Yudisium,” imbuhnya.

Dalam suasana sumringah itu, Bayu Permana mengaku bahagia dengan capaian itu. Hal itu juga menjadi tantangan sebagai seorang fotografer sekaligus dosen. Belajar dan belajar lagi terutama menulis seni yang menjadi keharusannya. “Saya akan lebih banyak belajar menulis tentang seni, fotografer seni, termasuk mengkritisi seni. Apalagi di Bali orang yang menekuni kritik seni sangat jarang, bahkan khususnya fotografi belum ada sama sekali menjadi kritik seni fotograger,” ucapnya.

Pemimpin itu Berpotensi, Bekerja ekstra

Pemimpin itu Berpotensi, Bekerja ekstra

Denpasar ( Antara News Bali) Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof.Dr I Gede Arya Sugiartha, S.Kar.M.Hum mengatakan “Seorang pemimpin itu memiliki potensi, bekerja ekstra berinovasi dan bermanfaat .

Hal itu dalam sambutannya pada saat pelantikan  organisasi Senat  Mahasiswa dan Badan Perwakilan Kemahasiswaan (BPM) ISI Denpasar di kampus setempat  Rabu

Mantan Ketua Mapala ISI Denpasar tahun 1986 ini meyakinkan ” pemimpin yang ada saat ini, berawal dari pemimpin yang belajar, mengabdi dan pengurus organisasi kemahasiswaan di lingkungan kampusnya.

Rektor yang menjabat ditahun kelima ini menginginkan perlu adanya inovasi dari kegiatan kemahasiswaan yang telah tersistem,terstruktur dan terbiaya.

Dari 42 mahasiswa dalam ajang pemilihan ” Pemilu Raya” Ovika Aisanti dari falkutas Desain Fashion yang terpilih menjadi Ketua Senat Mahasiswa periode 2018 kata Humas ISI Denpasar I Gede Ekojaya Utama,SE, MM

Sementara  Ketua Senat Mahasiswa periode 2018 Terpilih Ovika Aisanti menyampaikan serangkaian kegiatan mahasiswa 1 tahun kedepan diantaranya: dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) PMI akan melaksanakan kegiatan donor darah, UKM Kesenian melakukan kegiatan lomba menyanyi lagu pop dan mengembangkan panduan suara mahasiswa ISI Denpasar, UKM olahraga melakukan  kegiatan lomba futsal ISI Cup.

Selain itu UKM Menwa melakukan kegiatan rutin upacara bendera, dari UKM penalaran, penelitian  dan keilmuan melakukan kegiatan seminar tingkat institut juga lokakarya.

Tidak hanya itu UKM Mapala melakukan kegiatan mendaki, UKM kewirausahaan  berwirausaha di toko kampus, UKM Duta kampus melakukan kegiatan pemililhan putra/putri kampus yang diisi lomba fashion dan dance.

Dan melanjutkan kegiatan Pesta Seni Mahasiswa ISI Denpasar yang bertajuk ” Kita Lo Gini’

Kolabirasi Seoul Institute of The Arts dengan ISI Denpasar Rancang Perkuliahan Berbasis IT

Kolabirasi Seoul Institute of The Arts dengan ISI Denpasar Rancang Perkuliahan Berbasis IT

Sebagai kampus seni satu-satunya di Bali, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpar mempunyai visi Menjadi Pusat Unggulan (Centre of Excellence) Seni Budaya Berbasis Kearifan Lokal Berwawasan Universal. Untuk mewijudkan visi itu, salah satu upaya ISI Denpasar yakni memperluas kerja sama internasional dengan perguruan tinggi luar negeri.

Selasa (30/1), kemarin, rombongan dari Seoul Institute of The Arts, Korea Selatan yang dipimpin Ji-Young Kim, berkunjung ke kampus setempat untuk menjajagi kerja sama di bidang perkuliahan berbasis IT sehingga memungkinkan untuk membuka kelas perkuliahan jarak jauh antar-kedua perguruan tinggi seni beda negara itu.

Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha menjelaskan, lembaga yang dipimpinnya dengan Seoul Institute of The Arts telah terjalin ikatan kerja sama yang cukup baik. Bahkan dirinya pernah melakukan kunjungan ke kampus itu. “Mereka di sana juga mengelola program studi (prodi) seni, sama seperti kita. Tapi kami akui teknologi mereka jauh lebih canggih. Kami ingin tiru teknologi mereka. Bagus khan kita tiru yang baik-baik,” sebutnya di sela menerima rombongan.

Arya berharap, kunjungan tersebut menghasilkan sesuatu sesuai harapan. Sehingga apa yang menjadi visi dan cita-cita lembaga tercapai. ISI Denpasar juga membuka peluang menerima mahasiswa baru dari luar negeri, termasuk Korea Selatan melalui jalur Dharma Siswa serta jalur mandiri di tahun ajaran baru 2018 ini. 

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof. Drs. I Nyoman Artayasa, M.Kes mengatakan hal senada. Menurut dia, para teknisi dari Seoul Insitute of The Arts langsung meninjau studio di masing-masing prodi di ISI Denpasar untuk memastikan kesiapan penggunaan teknologi atau berbasis IT.

Jika semua berjalan lancar, lanjut dia, semester depan diharapkan kerja sama yang dirancang bisa diimplementasikan. Ditambahkan Artayasa, kerja sama yang dibangun bisa bersifat jangka pendek, menegah dan panjang. “Ini sedang dibahas detail-detailnya. Bisa saja nanti pertukaran pelajar satu semester untuk jangka pendeknya. Namun kami tegaskan, itu semua membutuhkan anggaran. Jadi kami persiapkan dan perhitungkan dulu dengan matang,” ujar dia.

Associate Dean/Office of External Relations Seoul Institute of The Arts Ji-Young Kim memaparkan, antara ISI Denpasara dengan kampusnya terdapat banyak persamaan, di antaranya, jumlah mahasiswa, keprofesionalan, visi-misi, serta prodi yang dikelola. “Saya sangat terkesan dengan kebudayaan dan kesenian Bali. Terutama gaya arsitekturnya dan gemelannya,” akunya.

Disinggung mengenai isu erupsi Gunung Agung yang berkembang di Kota Seoul, Korea Selatan, dirinya mengaku warga di kotanya tidak terlalu khawatir. Pun demikian, ia mewakili rombongan sejatinya sudah mengetahui Gunung Agung di Bali mengalami erupsi, tapi ia mengaku tidak takut dan menikmati keindahan alam Bali. “Di negara mana pun tetap ada ancaman bencana. Kami santai saja,” pungkas dia.

Loading...