Kunjungan SMA Negeri 1 Rajagalah Majalengka di ISI Denpasar

Kunjungan SMA Negeri 1 Rajagalah Majalengka di ISI Denpasar

Foto 1. Kedatangan SMA 1 Rajagalah Majalengka

Sejumlah 365 orang siswa dari SMA Negeri 1 Rajagalah Kabupaten Majalengka kelas XI mengunjungi kampus ISI Denpasar. Kedatangan ini disertai juga oleh 38 orang guru pendamping. Tujuan kedatangan siswa SMA Negeri 1 Rajagalah yakni untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai program studi yang ditawarkan oleh ISI Denpasar.

Kunjungan dari SMAN 1 Rajagalah pada hari ini, senin (13/02/23), diterima oleh Dekan FSRD ISI Denpasar, yang dalam hal ini diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Akademik, bersama 9 koordinator Program Studi di Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar.

Mac1:Users:udiyana:Downloads:maj12.jpeg

Foto 2. Foto Bersama Struktural dan Guru Pendamping

Dalam kesempatan ini, masing-masing koordinator program studi menjelaskan tentang profil program studi, keunggulan yang ditawarkan, beserta prospek lulusannya. Beberapa pertanyaan diajukan oleh siswa SMAN1 Ragajagaluh kepada Koordinator Prodi. Pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa, menunjukkan antusiasme mereka terhadap materi yang disampaikan oleh tiap-tiap Koordinator Prodi.

Wakil Dekan Bidang Akademik FSRD ISI Denpasar, Ni Kadek Dwiyani, S.S., M.Hum, menjelaskan “ada tiga cara, tahapan, dan tatacara pendaftaran menjadi mahasiswa baru ISI Denpasar, yakni melalui SNMPTN, SBMPTN, dan seleksi mandiri”, ujarnya. Siswa bisa memilih ketiga jalur tersebut apabila ingin melanjutkan jejang pendidikan lebih lanjut di ISI Denpasar.

Di akhir acara, Wakil Kepsek Bidang Kesiswaan SMAN 1 Rajagaluh Majalengka, Jabar, Bapak Agus mengucapkan terimakasih atas informasi yang diberikan oleh ISI Denpasar kepada para siswa, dan harapan kedepannya agar siswa dari SMAN 1 Rajagaluh Majalengka bisa berkuliah di ISI Denpasar. Setelahnya, pertukaran souvenir antara kedua institusi dan foto bersama menjadi akhir dari pertemuan tersebut.

Penulis: NDP dan UW

Gong Legendaris ISI Denpasar

Gong Legendaris ISI Denpasar

Gong Legendaris adalah sebuah wadah untuk merangkul seniman-seniman tua yang purna tugas, praktisi, seniman akademisi, dari keluarga besar ISI Denpasar, juga merupakan pencipta, pengabdi seni yang mendedikasikan diri untuk kemajuan seni dan budaya Bali.. Terbentuknya Gong Legendaris ISI Denpasar merupakan jawaban akan kerinduan untuk mengenang kenangan lama dari para maestro era tahun 1980an. Wadah Gong Legendaris ini, juga terkait dengan Program Tri Darma Perguruan Tinggi dalam aspek Pengabdian Masyarakat Institut Seni Indonesia Denpasar. 

Para Penabuh Gong Legendaris ISI Denpasar
Dokumentasi ISI Denpasar, tahun 2023

Gong legendaris ISI Denpasar dinyatakan lahir pada 7 Pebruari 2022 ketika melakukan pertunjukan pertamanya di Pinda (Wawancara dengan Kaprodi Karawitan, I Nyoman Kariasa). Group Gong Legendaris ISI Denpasar merupakan gabungan generasi ke generasi penabuh di kalangan ISI Denpasar. Para senior yang memasuki purna tugas; I Nyoman Windha, S.Skar.,MA, I Wayan Suweca, S.SKar M.Si, I Nyoman Sudiana, S.SKar.,M, I Wayan Suweca, SSKar,M.Mus, Ni Ketut Suryatini, S.Skar.,M.Si, berpadu dengan para dosen tetap ISI Denpasar Prof Dr,I Wayan Rai,S.,MA, Prof. Dr. I Komang Sudirga, S.Sn.,M.Hum, Dr. I Wayan Suarta, S.SKar.,M.Si, Dr. I Gede Yudarta, S.SKar.,M.Si, Dr. I Ketut Garwa, S.Sn.,M.Sn, Dr. I Made Kartawan, S.Sn.,MA, I Nyoman Kariasa, S.Sn.,M.Sn, I Gusti Ketut Sudana, S.Skar.,M,Si I Gede Mawan, S.Sn.,M.Sn,  I Kadek Andika Putra, S.Sn.,M.Sn, Ni Putu Hartini, S.Sn.,M.Sn, Putu Tiodore Adi Bawa, S.Sn.,M.Sn I Nyoman Mariyana, S.SN.,M.Sn, para pegawai dilingkungan ISI Denpasar, I Nyoman Japayasa, S.Sn, I Wayan Suena, S.Sn, I Ketut Budiyana, S.Sn,  Kadek Astawa, S.Sn, I Made Rai Widana, S.Sn, seniman praktisi I Wayan Budana, dan ikut berpartisifasi juga para mahasiswa Pascasarjana ISI Denpasar. 

Sebagai materi pembuka ditampilkan Tabuh Kutus Pelayon yg diciptakan oleh alm Bapak I Wayan Beratha Tahun 1983. Materi kedua, Tari Sekar Jagat karya Ibu Swasti Wijaya Bandem, tahun 1986, ditarikan oleh mahasiswa Prodi Tari ISI Denpasar. Penampilan ketiga, Tari Palawakya penampilan ke-empat, dimainkan Tabuh Kebyar Dang Citta Utsada, yang diciptakan tahun 1983 oleh Alm Bapak I Wayan Beratha. Tabuh Kebyar Dang ini, juga ditarikan oleh Dosen Prodi Tari, Gusti Ayu Ketut Swandewi, S.ST.,M.Si, Ni Komang Sekar Marhaeni, S.SP, M.Sn, Ni Made Astari, A.A Ayu Mayun Hartati, S.ST.,M.Sn dan seniman praktisi dan dilanjutkan dengan penampilan  Tari Oleg Tamulilingan karya I Ketut Marya alias I Mario yang digarap tahun 1952. Penampilan kelima, Tari Teruna Jaya diciptakan pada tahun 1915 oleh Pan Wandres di sempurnakan oleh I Gede Manik. 

Penampilan Kebyar Dang Citta  Utsada ISI Denpasar
Dokumentasi ISI Denpasar, tahun 2023

Selain itu juga ditampilkan Bondres lawakan yang dibawakan oleh Kaprodi Pendidikan Seni, I Wayan Budiarsa, S.Sn.,M.Sn bekerja sama dengan Prodi musik I Ketut Sumarjana, S.Sn.,M.Sn, Ni Putu Tisna Andayani, S.S., M.Hum, dan Prodi Pedalangan; , Dr. I Gusti Made Darma Putra, S.Sn., M.Sn, Sang Nyoman Adi Santika, S.Sn.,M.Sn 

Penampilan Prodi Musik dan Pedalangan ISI Denpasar
Dokumentasi ISI Denpasar, tahun 2023

Penampilan Prodi Musik dan Pedalangan ISI Denpasar
Dokumentasi ISI Denpasar, tahun 2023

Dalam penampilan ini diselipkan tentang ISI Denpasar sebagai salah satu perguruan tinggi seni terbaik dengan akreditasi A yang siap menerima mahasiswa barunya. Juga dalam kesempatan ini, diinformasikan tentang keberadaan prodi masing-masing dengan keunggulan yang dimilki dan peluang kerja yang ditawarkan. Hal ini terkait dengan visi ISI Denpasar menjadi pusat penciptaan, pengkajian, penyaji dan pembinaan seni yang unggul berwawasan kebangsaan demi memperkaya nilai-nilai kemanusiaan sesuai perkembangan zaman. 

Penulis: I Nyoman Mariyana,S.Sn.,M.Sn

Kunjungan Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan

Kunjungan Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan

Kunjungan Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan Bapak Dr. Mochammad Fadjroel Rachman, SE., M.H. ke Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Selasa, 31/1/2023 diterima oleh Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Kun Adnyana beserta jajaran di ruang kerja Rektor.

Kunjungan dimaksudkan untuk membahas kegiatan guna mendukung program Pemerintah RI mempromosikan pendidikan dan budaya Indonesia di negara Kazakhstan, dalam rangkaian acara Memperingati 30 Tahun Hubungan Diplomatik antara Indonesia dengan Kazakhstan di Tahun 2023.

Kunjungan diakhiri dengan mengunjungi ruang pameran Nata-Citta Art Space (N-CAS) dan Wall of Fame ISI Denpasar. (ISIDps/Humas)

GURATAN RELUNG JIWA AUTOMATISME KARYA MAHASISWA SENI MURNI MELALUI TEMATIK AMRETA-WANGSA-JENGGAMA

GURATAN RELUNG JIWA AUTOMATISME KARYA MAHASISWA SENI MURNI MELALUI TEMATIK AMRETA-WANGSA-JENGGAMA

AMRETA – WANGSA – JENGGAMA yang memiliki makna Air Garis Kehidupan pada pameran Tera Rupa #2 telah diikuti oleh empat Angkatan. Himpunan Mahasiswa Prodi Seni Murni periode 2022/2023 telah menciptakan iklim yang segar terkait proses dan artistik seni. Pada bulan Januari ini mengadakan pameran yang dilaksanakan di N-CAS, Institut Seni Indonesia Denpasar. Yang akan dibuka oleh rektor Institut Seni Indonesia Denpsar pada 19 Januari 2023 pukul 09.00 WITA. Pameran Tera Rupa #2 memiliki materi yang terdiri dari dwimatra dan trimatra yang diwujudkan dengan patung yang dibuat secara individu dan berkelompok. Pameran menggunakan pendekatan otomatisme, kemudian menyelenggaran workshop dengan judul ‘automatic clay medium batu padas’. Presentasi kekaryaan menggunakan konsep memusat seperti matahari sebagai pusat planet-planet. Terdapat dua kecenderungan artistik otomatisme yang saya temukan yakni figuratif dan abstrak. Dimana karya lukisan disana memiliki kecendrungan perspective yang sangat dinamis dan struktur komposisi artistic yang menyertai. 

Sebagai seorang mahasiswa, tentunya pameran ini memberikan banyak pengalaman dalam hal mengelola ruang seni rupa. Kedua kurator yakni I Wayan Setem dan I Wayan Sujana Suklu memiliki andil besar untuk memberikan pengetahuan tata kelola seni. Mikke (2016) telah menuliskan buku yang mengulas tata Kelola seni dari berbagai pandangan dan bidang keilmuan dalam judul ‘Menimbang Ruang Menata Rupa’. Hubungan kompetensi antar seni yang ideal, dapat diasumsikan bahwa persoalan menggagas sebuah perhelatan atau memanajemen sebuah pameran adalah wujud dari bagaimana perkara penyajian seni harus dijalankan. Penyajian seni atau upaya mengagas pameran selama ini ternyata telah menjadi bidang kajian akademis yang sangat tertinggal. Hal ini dapat dilihat dari minimnya penelitian, penulisan, atau diskusi wacana yang mengarah kepada kesadaran untuk mengerjakan “seni mengatur pameran” secara lebih khusus.

Pameran ini merupakan praktek langsung dilapangan menghadapi berbagai masalah, kendala dan hal terkait tata kelola seni yang diteorikan tersebut. Teori yang bahkan belum didapat secara sempurna oleh mahasiswa sebelumnya adalah awal untuk mencari ilmu yang didapat melalui pengalaman dan praktek yang dialami selama persiapan dan penggrapan. Contoh pengalaman yang pertama adalah, strategi teknis pameran. Diawali dengan publikasi dan promosi, siaran pers yang belum dimaksimalkan. Publikasi adalah membuat bahan berita atau serangkaian tindakan untuk mencatatat acara yang berhubungan. Adapun promosi adalah tindakan memperkenalkan/menyebarluaskan berita/publikasi tersebut untuk meningkatkan volume penjualan atau penonton dalam pameran. Tindakan yang paling utama adalah berpikir bagaimana membangkitkan gairah public untuk mencari informasi proyek/pameran yang salah satu caranya adalah memberi undangan resmi dengan menjalin hubungan dengan pers (media massa). Masalah kedua adalah mengenai harga karya seni (Art Pricing) dan data karya seperti  judul karya, ukuran, medium, dan tahun pembuatan, dengan minimnya data yang belum disiapkan oleh para pelukis akan menjadi persoalan, karena penetapan harga (pricing) karya seni selain untuk seniman juga bertujuan tidak hanya untuk koleksi, investasi, divestasi, dan tujuan pembiayaan, tetapi sebagai bagian dari penilaian yang berkaitan dengan penilaian karya yang berkaitan dengan penilaian karya untuk sumbangan amal, perencanaan pajak, asuransi dan fungsi lainnya. Sehingga penilaian monoter atau penetapan harga semacam ini menjadi lahan yang tak terbatas bagi banyak stakeholder dimana berhubungan dengan seni, misalnya pemerintah, lembaga pajak dan bea cukai, pegadaian, galeri, museum sampai rumah lelang. Perkara menghargai atau menetapkan harga lukisan bukanlah hal yang mudah. Dalam khasanah penetapan harga secara umum, menurut para ekonom, harga,nilai dan faedah (utility) merupakan konsep yang berkaitan. Utility adalah atribut suatu produk yang dapat memuaskan kebutuhan. Poin pentingnya adalah ketika mengalami langsung kasus-kasus dilapangan membuka mata penulis untuk membuat catatan terkait dengan tahapan-tahapan mempersiapkan pameran. Mendapat banyak pengalaman apabila praktek langsung dilapangan sangatlah berbeda dengan teori, karena sering menemukan banyak tahapan persiapan yang sering terlupakan.

Untuk itu sangatlah penting bagi seorang pelukis yang akan beranjak menjadi seniman, memiliki kesadaran untuk mencatat setiap ide mereka yang dikemudian hari akan menjadi desain brief. Artefak-artefak yang ada didalam proses eksplorasi memiliki pengaruh yang sangat kuat kepada seniman dalam berkarya. Ketika masuk kemateri pameran, bergulat dengan visual dwimatra dan trimatra, yakni lukisan, patung, art objek dan istalasi sungguh membuat penulis bergairah, untuk mengamati setiap detil ekspresinya. Artistik kekaryaan terbagi menjadi dua katagori yakni ada yang bercorak figuratif atau abstrak. Corak figuratif ini juga bisa kita kategorikan lagi jenis-jenisnya dengan simbolik, metaforik, realisme, naturalism dan romantisme. Kemudian ada pelukis yang hanya bermain komposisi warna dimana kita sebut sebagai abstrak. 

Untuk itu penulis sendiri memiliki pendekatan, konsep dan visual yang cenderung simbolik surealis. Hal ini dimulai dari pendekatan yang penulis ciptakan yaitu Fog Formation. Kekaguman penulis dalam mengamati proses pembentukan kabut, membuatnya terinspirasi menciptakan pendekatan dengan memulai dari titik-titik embun yang dimetaforikkan dengan cipratan warna. Cipratan yang direspon menggunakan imaji alam bawah sadar untuk melihat sosok apa yang muncul dibalik titik-titik embun cat warna tersebut. Setelah mendapatkan sosok, penulis akan merespon bentuk tersebut menggunakan teknik automatic drawing yang lagi-lagi mengandalkan kekuatan alam bawah sadar. Kecenderungan penulis memakai perpaduan bentuk garis spiral dan gelombang dikarenakan filosofi motif ini sarat akan makna yang mendalam, spiral adalah lambang bahwa kehidupan terus berjalan,berputar melintasi dari satu masa ke masa yang lain. Dan gelombang dimaknasi sebagai symbol air, air kehidupan yang dapat menyublim salah satunya menjadi embun. Penulis membiarkan kekuatan alam bawah sadar dari automatik untuk memimpin gerakan tangan agar mampu menciptakan simbol-simbolnya sendiri dan terhindar dari pengaruh pikiran yang dapat mematikan kekuatan dari automatik itu sendiri. Setelahnya akan dilakukan finishing dengan membentuk garis yang mampu menciptakan kesan plastis dari objek, dalam hal ini sosok-sosok yang ada didalam alam bawah sadar penulis. Sesungguhnya kekuatan dari keunikan apa yang muncul dari alam bawah sadar sangat dipengaruhi oleh sampai mana pemahaman kita tentang kualitas buku yang kita baca, apa yang kita dengar, bagaiamana kondisi lingkungan bahkan mengenai pola hidup dimana akan sangat mempengaruhi kesadaran kita. Untuk itu, agar memiliki konsep yang matang dibutuhkan riset yang mendalam, tidak hanya melihat secara artifisial saja melainkan menelisik makna tersebut sampai kerelung-relung terdalam. Barulah akan terlihat keunikan konsep yang diciptakan dan mampu mempertanggungjawabkan konsep tersebut secara argumentatif. Ketika mahasiswa memiliki pendekatan dan konsep kekaryaan, maka poin penting selanjutnya adalah konsep visual. Hal ini dimulai dari berbagai macam eksplorasi, lalu mengupgrade mindset pembentukan objek visual yang mampu menampilkan bentuk deformatif dan oleh penulis, karya ini dimaksimalkan dengan wujud deformatif yang dipengaruhi oleh simbol simbolik dari hasil riset dan diharmonisasikan melalui konsep visual yang surealis dimana memberikan kesan sosok aneh atau sosok menyeramkan. Aneh karena bentuknya tak lazim, menyeramkan karena siluet plastis. 

Dengan begitu kegiatan pameran Tera Rupa #2 mampu memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan secara untuk diimplementasikan seperti halnya terjelaskan dari buku Mikke (2016) Menimbang Ruang Menata Rupa, dan memiliki kesan khusus bagi penulis karena mampu merespon tematik pameran yang mewajibkan menggunakan automatisme sebagai dasar dengan menampilkan karya menggunakan pendekatan Fog Formation. 

Selamat memasuki ruang rupa seni murni!

Kiriman :

Putu Durga Laksmi Devi

Program Studi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar

[email protected]

Prodi Animasi ISI Denpasar Launching Film ‘Undine’

Prodi Animasi ISI Denpasar Launching Film ‘Undine’

MANGUPURA, NusaBali.com – Program Studi (Prodi) Animasi yang baru dibuka pertengahan tahun 2022 di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar sudah menghasilkan karya perdana yang diberi judul ‘Undine’.

Karya animasi dengan durasi lima menit ini diluncurkan, Kamis (12/1/2023), di sela-sela pameran tugas akhir mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar di Park23 Creative Hub, Kuta, Kabupaten Badung.

Prodi Animasi ISI Denpasar baru dimulai pada September 2022 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 28 orang. 

“Film yang ditampilkan ini sebuah animasi seperti iklan layanan masyarakat sehingga kami ikut mendukung program Pemerintah Provinsi Bali,” ujar Koordinator Prodi Animasi, I Putu Arya Janottama. 

Film animasi ini mengangkat tema memuliakan air disajikan dengan ringan, mudah dicerna serta visual yang apik.

“Tema ini dipilih karena akhir-akhir ini kita sering terkena musibah seperti banjir bandang dan sebagainya. Itu juga akibat sumber air yang tidak dijaga, kita lihat juga sumber air kita tercemar sampah plastik dan sebagainya,” ujar Sutradara Film, Gede Pasek Putra Adnyana Yasa  yang juga dosen pengajar animasi.

Film animasi yang mengambil setting di Danau Batur disimbolkan sebagai sebuah air yang harus disucikan dan bagaimana masyarakat bisa memuja leluhur atau Tuhan. 

Debut film animasi pertama tersebut menampilkan beberapa karakter dalam film seperti Dewi Danu sebagai Dewi Pelindung Air, beberapa masyarakat, serta tiga karakter yang menjadi tokoh utama sebagai ayah, ibu, dan anak. 

Salah seorang mahasiswa yang ikut menggarap film animasi, Wayan Vicky Darish Putra mengungkapkan butuh waktu satu bulan untuk menyelesaikan ‘Undine’. 

Vicky bersama 20 rekannya yang ikut menggarap film animasi tersebut sehingga layak tayang.

“Kalau kendala pertama mulai dari konsistensi gaya gambar karena ini proyek besar yang pertama kali kami buat. Sehingga kami masih mencari cara mencocokkan gaya gambar kami dengan teman yang lain. Selain itu perangkat lunak yang baru kami tahu, sehingga kami perlu belajar lebih ekstra sebelumnya,” ujar mahasiswa kelahiran 18 Januari 2004 itu.

Ia pun turut menuturkan, film animasi pertamanya tersebut bisa ditonton oleh semua kalangan usia baik dari anak-anak hingga dewasa alias tidak ada batasan usia. Ke depan, ia dan seluruh rekannya akan memiliki rencana untuk membuat film animasi lainnya dengan tema-tema yang lebih segar dan tentu memberikan pesan mendalam.

“Pasti kita akan membuat film animasi-animasi kembali, semester ini kami juga akan mengajak mahasiswa lain untuk membuat animasi kembali. Selain kami mengangkat tema lokal kami juga akan mengangkat isu-isu yang sedang berkembang saat ini,” jelasnya.

Untuk bisa memenuhi impian anak didiknya, Arya Jonattama menjelaskan akan berkolaborasi dengan berbagai studio seperti di Yogyakarta untuk menggalakkan kembali hasil karya-karya animasi mahasiswanya.

“Harapannya untuk bidang animasi di Bali ini dapat diperhitungkan baik secara nasional maupun internasional karena kita mempunyai potensi yang sangat besar untuk memajukan bidang ini. Saya harapkan banyak animasi-animasi yang mengangkat cerita lokal yang bisa kita nikmati sehingga kita tidak banyak dijajah dengan film-film barat,” harap Arya Jonattama. 

Sementara itu Ketua Panitia Gelaran Diseminasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar, I Made Pande Artadi, menambahkan event yang digelar di Park23 Creative Hub pada  10-12 Januari 2023,  sengaja memperkenalkan dua Prodi baru di ISI Denpasar, yakni Animasi dan Desain Produk.

 “Harapannya, nanti ada mitra-mitra baru lagi yang lebih bereputasi yang berminat dan ikut serta di dalam program pendidikan MBKM,” ujar  Pande Artadi. *ris

Sumber : https://www.nusabali.com/berita/133502/prodi-animasi-isi-denpasar-launching-film-undine

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Kembali Memperoleh Sertifikat Akreditasi “A” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Kembali Memperoleh Sertifikat Akreditasi “A” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT

Selamat!
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar kembali memperoleh Sertifikat Akreditasi “A” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi berdasarkan Surat Keputusan Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT No. 7/SK/BAN-PT/Ak.Ppj/PT/I/2023 berlaku sejak tanggal 4 Januari 2023 sampai dengan 4 Januari 2028.

Peringkat A yang dipertahankan ISI Denpasar menjadi prestasi bersama dalam mewujudkan visi “ISI Denpasar sebagai Pusat Unggulan Pemajuan Seni Budaya Berakar Kearifan Lokal, Berbasis Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, dan Berdaya Saing Global, serta Terciptanya Sivitas Akademika Berjiwa Pancasila, Tangguh, Dinamis, Kritis, Kreatif, juga Inovatif” sekaligus aktualisasi moto: “Global-Bali Arts and Creativity Centre Hub (G-BACCH)”, sebagai semboyan dan ikrar dalam membangun itikad dan tekad bersama dalam mewujudkan visi ISI Denpasar. (ISIDps/Humas)

Loading...