Pementasan Wayang Inovatif “Sangita Mahamaya” Jurusan Seni Pedalangan ISI Denpasar Di Pura Samuan Tiga-Bedulu

Pementasan Wayang Inovatif “Sangita Mahamaya” Jurusan Seni Pedalangan ISI Denpasar Di Pura Samuan Tiga-Bedulu

Gianyar-Sebagai implementasi atas keberhasilan ISI Denpasar dalam memenangkan Program Hibah Kompetisi (PHK) –B-Seni Bacht IV 2009, yang diraih oleh Jurusan Seni Tari, Jurusan Pedalangan dan Jurusan Seni Rupa Murni. Maka pada hari Sabtu (31/10 2009), Jurusan Pedalangan akan mementaskan karya Pakeliran Wayang Inovatif dengan judul “Sangita Mahamaya”. Ini merupakan karya adaptasi dari gelar wayang berjudul “Kidung Mpu Tantular”, Karya I Gusti Putu Sudarta, SSP, MSn ketika menyelesaikan studi pascasarjananya di ISI Surakarta setahun yang lalu. Namun sekarang dikemas lebih monumental apalagi lokasi pementasan (Pura Samuan Tiga) yang dipilih cukup mempunyai aura magis dan historis yang cukup tinggi. Dimana menurut sejarah Pura Samuan Tiga adalah lokasi dimana seluruh sekte-sekte Agama Hindu di Bali disatukan menjadi konsep Tri Kahyangan oleh Mpu Kuturan. Jadi terdapat korelasi antara konsep pementasan sisi historis .

Menurut Koordinator Program yang sekaligus Pembantu Dekan I Fakultas Seni Pertunjukan I Dewa Ketut Wicaksana, SSP, MSn, Karya ini bermaksud untuk mentransformasikan konsep kemanusiaan dan keragaman budaya. Konsep tersebut nampak tersirat dan tersurat dalam teks kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular yang terkenal yakni “…bhineka tunggal ika…” yang dipakai motto oleh bangsa Indonesia untuk mempersatuan nusantara. Penggarap juga piawai mensinergikan gamelan Bali dan Jawa serta  vokal/tembang rokhani dari agama dunia untuk menegaskan dramatikal pakelirannya. Kidung, Qawwali, Gregorian Chant, Bhajan, dan Sutra Budha, adalah doa agama dilaraskan sebagai wujud keragaman budaya (multikulturalisme).

Menurut Sang Pengagas karya I Gusti Putu Sudarta, SSP., M.Sn yang juga dosen Jurusan Pedalangan ini, karya ini terinspirasi  pada keadaan jaman majapahit yang dinilai sama dengan fenomena yang berkembang di Indonesia pada saat ini. Dimana disintegrasi bangsa yang didasari oleh perbedaan Agama dan Kepercayaan, agamasentris yang menjurus terorisme dan masih banyak kasus serupa. Sudarta menganalogikan proses kontemplasi Empu Tantular dalam menghasilkan mahakarya kekawin Sutasoma sebagai klimaks pertunjukan ini dan memberi pesan kepada masyarakat Indonesia untuk selalu menjunjung Persatuan dan Kesatuan Bangsa dengan semangat “Bhineka Tunggal Ika”, yang terasa semakin dilupakan maknanya.

Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA menyambut gembira pertunjukan ini dan menegaskan bahwa pertunjukan pakeliran unggulan ini merupakan kesempatan yang baik untuk menunjukkan, bahwa garapan kalangan kampus berkewajiban membangun suasana berkesenian yang kreatif dan kondusif perduli terhadap alam, lingkungan, budaya dan agama serta lingkungan akademiknya sendiri.

Prof. Rai juga mengingatkan agar  pertunjukan ini dijadikan sosialisasi kepada masyarakat Bali sebagai komunikannya dalam menuju masyarakat yang moksartam jagadhita dan lebh memaknai arti Bhineka Tunggal Ika yang dijadikan semboyan Negara Indonesia.

Garapan Pakeliran ini dikemas cukup menarik dengan tata lampu, tetabuhan dan gending yang mengangkat multikulturisme namun masih terkesan bisa ”bersahabat” dengan gegendingan/tetabuhan Bali pada umumnya. Pertunjukan ini juga memberikan ”nafas baru” pada pertunjukan wayang di Bali, yang notabene sudah akrab dengan ”Cenk-Blonkisme” yang semarak dengan tata lampu dan efek suara digital, namun lebih ke pemaksimalan pemanfaatan setting panggung dan penataan adegan yang lebih theatrikal, namun masih kelihatan ”rasa” pakeliran Wayang Bali-nya. Semoga dengan Karya wayang inovatif ini pertunjukan Kesenian dan para seniman di Bali juga ”terjangkit” dengan ”virus” inovatifnya sehingga makin mengembangkan dan melestarikan dunia kesenian itu sendiri, tanpa meninggalkan jatidirinya atau akar kesenian Balinya.

Sinopsis Carita

Suasana upacara odalan (ritual) yang diselenggarakan oleh masyarakat di setiap pura di Bali, dilaksanakan dengan tulus ikhlas (bhakti). Upacara ritual sebagai yantra (sarana) untuk mengikis ego untuk mencapai kesadaran spiritual dan merasakan keberadaan dan kebesaran Hyang Widhi. I Gusti Putu Sudarta oleh keluarganya sering dipanggil `tu raka, memang lahir di Bedulu, salah seorang anak pemangku/pengemong Pura Samuan Tiga, Gianyar. Ia kenal dan akrab betul bahkan terlibat langsung dengan kesibukan upacara besar di pura tersebut. Digelarnya upacara ritual dengan segala suasana yang ditimbulkan nampak bagaikan sebuah peristiwa teater yang luar biasa. Suasana dramatik tersebut mengawali karya ini, semua pendukung baik penari, dalang, dan musisi melakukan doa pemujaan dan persembahan di depan kelir. Gelar awal ini bermakna dari keheningan dan kedamaian sekaligus sebagai yantra (sarana) persembahan.

Gagasan karya ini adalah suasana masa silam, cermin politik kerajaan Majapahit pada jaman Mpu Tantular yang ada kemiripan dengan kondisi Indonesia saat ini. Mpu Tantular menyindir penguasa Majapahit dengan ajaran cinta kasihnya lewat karya sastra kakawin Sutasoma yang ketika itu dilanda perpecahan. Konflik bathin Mpu Tantular, dengan ilusi konflik antara kelompok Arya dan Dashyu dalam legenda Agastya. Disharmonis masa lalu nyatanya bermuara sampai sekarang, bahkan meluas ke berbagai belahan dunia termasuk di nusantara. Nilai kebijaksanaan (wisdom), pencerahan diri atau kesadaran (kabudhan) merupakan intisari cerita Sutasoma.

Semar/Tualen mengingatkan Mpu Tantular akan tugasnya sebagai wiku untuk memberikan pencerahan kesadaran dan budi pekerti lewat karya sastranya. Sesungguhnya yang ingin disampaikan adalah konflik yang sedang melanda nusantara, dengan bangkitnya kaum radikal yang menebar kekerasan dan sentiment agama sebagai pemicunya. Keadaan ini dibiarkan terus berlangsung bahkan diperalat oleh oknum politisi yang berada di balik layar demi kekuasaan dan keuntungan yang direngkuhnya. Berkat pencerahan Sanghyang Adi Budha, lahirlah sangita mahamaya, pesan kasih dari Bunda Illahi Alam Semesta dalam lantunan kidung/kakawin sutasoma yang bernuansa humanis dari jemari tangan halus Mpu Tantular.

Pengumuman Hasil Seleksi TPU & TBS CPNS 2009

Pengumuman Hasil Seleksi TPU & TBS CPNS 2009

menunjuk Surat Keputusan Kepala Biro Kepegawaian Depdiknas Nomor : 60169/A4/KP/2009 tanggal 28 Oktober 2009 perihal hasil seleksi tes umum (TPU dan TBS) CPNS tahun 2009 di lingkungan Depdikna, dengan hormat kami umumkan daftar nama pelamar CPNS ISI Denpasar tahun 2009 yang dinyatakan lulus tes pengetahuan umum dan tes bakat skolatik (terlampir) dan berhak mengikuti tes substansi dan psycotest/wawancara pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 3 Nopember 2009

Tempat : Kampus ISI Denpasar

Pakaian : Bebas Rapi

Demikian pengumuman ini dibuat untuk diketahui dan indahkan.

Denpasar, 29 Oktober 2009

Ketua Panitia

TTD

I Gede Arya Sugiartha, SSKar.,M.Hum

NIP. 196612011991031003

Untuk lebih lengkap file dapat diunduh disini :

Hasil CPNS TPUTBS 2009 HAL 1

Hasil CPNS TPUTBS 2009 HAL 2

Hasil CPNS TPUTBS 2009 HAL 3

Hasil CPNS TPUTBS 2009 HAL 4

Kunjungan Delegasi Linkoping University, Swedia ke ISI Denpasar

Kunjungan Delegasi Linkoping University, Swedia ke ISI Denpasar

IMG_1503(Denpasar-Humasisi) Sebagai langkah kongrit untuk mewujudkan visi ISI Denpasar go internasional serta menuju world class university, pada bulan Februari 2010 ISI Denpasar akan bertolak ke Denmark guna memenuhi undangan dari Det Kgl. Danske Musik konservatorium/ The Royal Danish Academy of Music dan Central Conservatory of Music in Beijing untuk mengikuti konser kolaborasi, dengan biaya yang ditanggung oleh pihak Denmark. Kegiatan ini terealisasi berkat kedatangan dua professor yaitu  Det Kgl. Danske Musikkonservatorium/The Royal Danish Academy of Music Prof. Gert Mortensen dan Ms. Jia Jia Qiao dari Central Conservatory of Music in Beijing ke ISI Denpasar pada bulan Juli lalu. Prof. Gert akan memboyong 24 penabuh gamelan dan penari dari ISI Denpasar untuk suatu pagelaran konser besar di Denmark. Ini merupakan salah satu usaha untuk melebarkan networking ISI Denpasar di dunia internasional dan sekaligus bukti pengakuan Dunia internasional atas kemampuan ISI Denpasar dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian Bali.

Setelah ke Denmark, pengembangan jejaring juga akan dilanjutkan ke Swedia. Hal tersebut terkait dengan kunjungan delegasi dari Linkoping University Swedia yang diwakili Kenneth Bringzenke serta David Eklof ke ISI Denpasar tadi pagi (26 Oktober 2009). Kedatangan para dosen ini diterima oleh Rektor ISI Denpasar yang didampingi oleh Pembantu Rektor IV ISI Denpasar. Kunjungan mereka guna menjajaki bentuk kerjasama yang bisa diwujudkan antara ISI Denpasar dengan Linkoping University. Dari kunjungan singkat pihak Linkoping University berencana mengundang ISI Denpasar untuk mengadakan kunjungan balasan ke Linkoping University Swedia, mengingat Universitas ini memiliki Arts and Science Faculty, dengan program studi diantaranya media and design, interior, Mechine Design yang sangat relevan dengan Fakultas Seni Rupa dan Desain yang dimiliki ISI Denpasar. Sehingga berbagai bentuk kolaborasi di bidang Seni Rupa dan Desain sangat memungkinkan untuk diwujudkan.

Sementara Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A mengungkapkan jalinan kerjasama ini selain sebagai peningkatan jejaring ISI Denpasar, juga sarana yang tepat untuk mempromosikan fakultas yang dimiliki ISI Denpasar. Keberangkatan ISI Denpasar pada bulan Februari 2009 ke Denmark dan Swedia adalah bentuk realiasi kerjasama luar negeri yang telah dirintis ISI Denpasar. Ada dua misi yang akan dilakukan yaitu pementasan kolaborasi seni di Denmark sebagai bentuk promosi Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar serta kunjungan balasan ke Linkoping University untuk mempromosikan Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar. Hal ini penting karena kunci keberhasilan mewujudkan kampus dengan visi go internasional adalah jejaring yang dimiki di luar negeri.  Lewat net working yang dimiliki ISI Denpasar diharapkan mampu menjadikan seni budaya sebagai perekat bangsa dan meningkatkan daya saing bangsa serta mengangkat citra Indonesia di dunia internasional. Meningkatkan daya saing bangsa itu adalah lewat peningkatan kualitas, yaitu bagaimana Perguruan Tinggi Seni tersebut mampu berbasis lokal dengan kualitas bertaraf internasional. Jika hal tersebut sudah tercapai niscaya kita akan mampu meningkatkan citra positif bangsa Indonesia dimata Internasional.

Akan Dikirim 10 Mahasiswa ke Malaysia dan Thailand Dalam Program Student Mobility and Credit Transfer

Akan Dikirim 10 Mahasiswa ke Malaysia dan Thailand Dalam Program Student Mobility and Credit Transfer

IMG_0314(Thailand-Humasisi) Satu trobosan yang dilakukan DIKTI untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia serta menuju world class university adalah  menyelenggarakan kerjasama dalam “Student Mobility and Credit Transfer Programme in Indonesia-Malaysia-Thailand” yaitu program transfer kredit mahasiswa yang direncanakan akan direalisasikan pada tahun 2010. Program ini telah disepakati oleh tiga Negara yaitu Malaysia, Indonesia dan Thailand (MIT). Kesepakatan tiga Negara dalam transfer kredit meliputi bidang perkebunan, bahasa dan budaya, perhotelan dan pariwisata, bisnis internasional, dan ilmu teknologi pangan. Kerjasama ketiga Negara, dilakukan dalam bentuk pertukaran mahasiswa untuk studi  pada ketiga Negara tersebut dan diakui kredit semesternya, dengan biaya tuitition fee ditanggung oleh masing-masing perguruan tinggi penerima, sedangkan biaya perjalanan p.p dan biaya hidup ditanggung oleh pemerintah masing-masing Negara pengirim.

Sementara ISI Denpasar yang memiliki visi untuk ‘go internasional’, telah membuktikan keberhasilannya mewujudkan visinya lewat ditetapkannya ISI Denpasar sebagai salah satu dari 8 perguruan tinggi yang lolos untuk mengikuti program “Student Mobility and Credit Transfer Programme in Indonesia-Malaysia-Thailand”, sesuai dengan surat Dikti Nomor : 3334/D2.1/2009 7 Oktober 2009. Program Transfer Kredit dilalui dengan kompetisi lewat pengiriman proposal yang telah direview secara administrative, dan dipresentasikan digadapan Dir. Akademik Dikti, Dr. Illah Sailah, sehingga ISI Denpasar dapat lolos dengan urutan nomor satu dalam program kredit transfer untuk tahun 2010. Guna merealisasikan program tersebut dilaksakankanlah “The 2nd Meeting on Student Mobility and Credit Transfer Programme in Indonesia-Malaysia-Thailand”, yang diikuti oleh Perguruan Tinggi yang lolos kompetisi dari tiga negara, dan dihadiri SEAMEO RIHED Director, Prof. Dr. Supachai Yavaprabhas, serta Executive Director UMAP, Asst. Prof. Voravan Limtong,  bertempat di Thailand. Dalam pertemuan tersebut terungkap bahwa program transfer kredit ini akan terealisasi pada bulan Maret tahun 2010. Masing-masing negara akan mengirimkan 50 mahasiswanya yang terbagi di dua negera. Contohnya Indonesia akan mengirimkan 50 mahasiswa yang tersebar di Malaysia 25 mahasiswa dan di Thailand 25 mahasiswa. Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A, yang diberi kehormatan memimpin sidang menyampaikan bahwa ISI Denpasar siap mengirimkan sekitar 10 mahasiswanya untuk mengikuti program yang merupakan a pilot project ini, dengan alokasi 4 mahasiswa di PT Malaysia dan 6 di PT Thailand. Tentunya para mahasiswa dengan prasyarat lulus test Bahasa Inggris, serta merupakan mahasiswa unggulan semester tiga keatas. Bahkan untuk mendukung program pemerintah meningkatkan daya saing bangsa dalam Asian Community, Prof. Rai pun mengusulkan untuk membuka program seni pertunjukan Asia Tenggara dengan berpusat di Indonesia, dan ISI Denpasar siap membuka program etnomusikologi dengan musik yang berasal Asia Tenggara.

Prof. Rai menambahkan tujuan program transfer kredit adalah diakuinya system pembelajaran yang ditawarkan oleh perguruan tinggi di Indonesia dalam wujud pengakuan kredit oleh perguruan tinggi di Negara lain. Terciptanya citra baik dari masyarakat terhadap perguruan tinggi karena adanya pengakuan dari perguruan tinggi asing. Terdorongnya iklim akademik yang lebih berkembang dan bermutu karena adanya pertukaran budaya belajar dari mahasiswa yang berkesempatan mengikuti pendidikan di perguruan tinggi negara masing-masing. Diperolehnya nilai tambah wawasan internasional dan pengakuan dengan adanya kredit yang diberikan oleh perguruan tinggi asing. Bertambahnya pengalaman belajar, wawasan mahasiswa masing-masing negara dalam mengenal lebih dekat kultur kehidupan masyarakat maupun kultur pendidikan masing-masing negara, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pola pikir masing-masing.

Maestro Kelas Dunia dari California Institute of The Arts, USA Berbagi Ilmu Dengan Mahasiswa dan Dosen ISI Denpasar

Maestro Kelas Dunia dari California Institute of The Arts, USA Berbagi Ilmu Dengan Mahasiswa dan Dosen ISI Denpasar

loliDenpasar-Suasana kampus ISI Denpasar kemarin (10 Oktober 2009) tampak berbeda  dari biasanya. Mahasiswa ISI Denpasar dari 2 Fakultas (FSP dan FSRD) membludak  berkumpul di ruang sidang Pusdok ISI Denpasar guna menantikan kedatangan empat  profesor dari California Institute of The Arts yaitu Prof. Dr. David Rosenboom, Prof. Vinny  Golia, Prof I Nyoman Wenten (maestro di bidang seni pertunjukan) serta Prof. Maureen  Selwood (maestro di bidang animasi). Kedatangan mereka atas undangan Rektor ISI  Denpasar setelah keikutsertaan para dosen pilihan dari Calarts ini pada ajang Festival  Kesenian Indonesia FKI ke-6 yang berlangsung di IKJ beberapa waktu lalu.

Dalam kunjungannya di ISI Denpasar mereka menginformasikan beberapa fakultas dan program yang dimiliki Cal Arts (USA). Hal ini penting guna membuka cakrawala para mahasiswa ISI Denpasar tentang universitas di luar negeri, serta memotivasi mahasiswa untuk bersaing di kancah internasional. Prof. I Nyoman Wenten yang diwawancarai sebelum acara workshop berlangsung menyampaikan rasa bangga akan perkembangan ISI Denpasar sebagai penopang tumbuh kembangnya seni dan budaya Bali. Pihaknya berharap ISI Denpasar dapat lebih mengembangkan program animasi, mengingat kampus Cal Arts dimana Prof. Wenten sebagai dosen, adalah perguruan tinggi ternama dan unggulan di Amerika dan sebagai pusat animasi yang mendukung produksi film Walt Disney. Sehingga Cal Arts membuka peluang besar kepada ISI Denpasar untuk mendalami dunia animasi di Cal Arts, apalagi potensi drawing seniman Bali sangat baik. Hal senada juga disampaikan Prof. Maureen, mengingat saat pelaksanaan FKI ke -6 di IKJ, mahasiswa ISI Denpasar sangat cekatan dan berbakat, dari hasil karya mahasiswa ISI Denpasar, setiap goresan seninya memiliki makna yang mendalam.

Dalam workshop di ISI Denpasar yang berlangsung sekitar 2 jam melahirkan beberapa ide dan inspirasi baru bagi mahasiswa dan dosen ISI Denpasar untuk terus berkreativitas, mengingat dalam workshop Prof. David memutarkan video hasil karyanya dengan musik kontemporer piano berjudul Bell Solaris, yang dikombinasikan dengan video dan animasi. Sementara disesi berikutnya Prof. Maureen Selwood memutarkan produksi film animasi sebagai hasil karya eksperimental saat pelaksanaan workshop di FKI ke-6 di IKJ. Dari hasil karya yang diputarkan itu juga merupakan hasil karya para mahasiswa FSRD ISI Denpasar yang mengikuti workshop experimental animasi, yaitu I Made Sariana, S.Sn., M.Sn, (dosen), Agung Witara S, Arya Janottama (mahasiswa).

Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA mengungkapkan jalinan kerjasama antara ISI Denpasar dengan Cal Arts sudah berlangsung beberapa tahun yang lalu. Dan kegiatan ini adalah implementasi kerjasama yang kedua setelah 2 tahun lalu salah satu dosen dari Cal Arts berpartisipasi dalam FKI ke-5 di ISI Denpasar. Kedepan diharapkan kerjasama yang dapat diimplementasikan adalah pengiriman mahasiswa dan dosen ISI Denpasar ke luar negeri khususnya ke Cal Arts. Guna mendukung implementasi tersebut ISI Denpasar sedang berusaha keras guna mendapatkan grand yang direbut melalui kompetisi, serta memberikan kursus bahasa Inggris gratis guna meningkatkan kompetensi dalam bidang bahasa Inggris, baik untuk komunikasi maupun untuk kepentingan akademik.

Rektor ISI Denpasar Terpilih sebagai Ketua BKS-PT Seni Se-Indonesia

Rektor ISI Denpasar Terpilih sebagai Ketua BKS-PT Seni Se-Indonesia

PENUTUPAN FKI 6(Jakarta-Humasisi)Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni se-Indonesia (BKS-PTSI) adalah wadah interaksi, forum komunikasi dan konsultasi, mempererat hubungan dan networking, sarana aspirasi bersama serta penunjang peningkatan kualitas kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi dari tujuh Perguruan Tinggi Seni (ISI Yogyakarta, IKJ, ISI Denpasar, STSI Padangpanjang, ISI Surakarta, STSI Bandung, dan STKW Surabaya). Selama satu dasawarsa forum ini berdiri, telah banyak melahirkan ide dan konsep guna memajukan Perguruan Tinggi Seni se Indonesia.

Kegiatan Festival Kesenian Indonesia (FKI) ke-6 yang akan berlangsung di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini, bertaraf internasional setelah kesuksesan pada FKI ke -5 yang diselenggarakan di ISI Denpasar pada tahun 2007, yang untuk pertama kalinya digelar dengan taraf internasional. FKI ke-6 ditutup dengan acara kolaborasi tari kontemporer dan ansambel serta kolaborasi seni music kontemporer dan animasi antara dosen-dosen California Institute of Art dengan dosen dan mahasiswa BKS-PTS, termasuk keterlibatan 3 dosen dan mahasiswa dari ISI Denpasar, yaitu I Made Sariana, S.Sn., M.Sn, (dosen), I Dewa Agung Witara S (mahasiswa) dan Putu Arya Janottama (mahasiswa). Disela-sela acara tersebut ada satu momentum penting terjadi saat pelaksanaan FKI ke-6 yaitu terpilihnya Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S.,M.A sebagai ketua Badan Kerja Sama – Perguruan Tinggi Seni Indonesia (BKS-PTS) se-Indonesia. Serah terima jabatan dari Prof. Sardono W. Kusuma (mantan Rektor IKJ) kepada Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A berlangsung di Gedung Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, pada tanggal 8 Oktober 2009.

Prof. Rai yang ditemui disela-sela acara menyampaikan kesiapannya mengemban tugas sebagai Ketua BKS-PTSI dengan sebaik-baiknya. Pihaknya kedepan sudah memiliki visi misi yang jelas yaitu bagaimana seni budaya bisa sebagai perekat bangsa dan meningkatkan daya saing bangsa serta mengangkat citra Indonesia di dunia internasional. Prof. Rai menambahkan meningkatkan daya saing bangsa itu adalah lewat peningkatan kualitas, yaitu bagaimana Perguruan Tinggi Seni tersebut mampu berbasis local dengan kualitas bertaraf internasional. Hal ini penting, bahwa walaupun kita memiliki visi internasional, namun kita harus tetap mempertahankan local genius, local wisdom yang telah diwariskan sejak dulu. Jika hal tersebut sudah tercapai niscaya kita akan mampu meningkatkan citra positif bangsa Indonesia dimata Internasional. Berlandaskan visi tersebut Prof. Rai akan lebih menjabarkan program-program kegiatannya, salah satu programnya adalah memberikan pelajaran seni nusantara sejak dini. Hal ini penting karena jika kita dari awal sudah mengenalkan berbagai seni dan budaya nusantara kepada generasi penerus, maka niscaya akan melahirkan apresiasi, tumbuh kecintaan dan keharmonisan. “Sehingga ada anggapan bahwa perbedaan itu adalah indah bukan sekedar wacana” tegas Prof. Rai.

Loading...