Pergelaran Karya TA Mahasiswa Karawitan Hari Kedua

Karya TA PS Karawitan 2007

Ujian Tugas Akhir Program Studi Seni Karawitan merupakan salah satu tugas pada mata kuliah Tugas Akhir (TA) dengan beban SKS sebanyak 6 SKS. Ujian Tugas Akhir diselenggarakan dalam dua rangkaian yaitu Ujian Karya Seni dan Ujian Karya Tulis yang berupa Skrip Karya seni.  Pada hari kedua Selasa 19 Mei 2009 akan diikuti oleh enam  karya karawitan yang telah dibuat melalui bimbingan dari dosen-dosen pembimbing yang mumpuni dalam bidang karawitan. Adapun judul dan penatanya adalah sebagai berikut.

1. CE TANG TUNG

Ce Tang Tung, Foto by GC

Karya: I Gede Yusman Hanggara Putra

Sinopsis :

Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, itulah ungkapan yang sering kita dengar tatkala kita melakukan suatu pekerjaan, seperti halnya dalam proses mengolah padi menjadi beras secara tradisional. Dimana kerjasamanya merupakan hal utama untuk mencapai keberhasilan.

Dengan melihat fenomena tersebut, penggarap terilhami/terketuk untuk mengungkapkannya ke dalam sebuah garapan musik kontemporer yang berjudul “CE TANG TUNG”

“CE TANG TUNG” beranologi dari suara yang dihasilkan oleh alat-alat yang dipergunakan untuk mengolah padi menjadi beras pada zaman dahulu. Dengan menggunakan alat-alat tradisional tersebut diharapkan mampu mendukung ide penata yang berlandaskan nilai-nilai estetis.

Pendukung :

  1. Gede Kardi Arthana
  2. A.A. Bagus Rudi Pratama
  3. Putu Gede Widaryana
  4. Kadek Yudana Giri
  5. I Putu Edy Gustama

2. BANGKET

Bangket, Foto by GC

Karya I Gede Made Kertia Yasa

Sinopsis :

Sawah yang hijau, ladang yang subur, hasil yang melimpah adalah dambaan dan kebanggaan para petani. Namun semua itu kini hanya tinggal kenangan semata.

Pemandangan sawah yang hijau telah berubah menjadi hamparan perumahan dan pabrik-pabrik. Kami rindu akan sawah yang hijau, kami rindu akan pemandangan yang asri. Maka dari keadaan itulah muncul ide penggarap untuk mewujudkan suasana alam persawahan dengan mentransformasikan kedalam sebuah ide garapan komposisi karawitan kontemporer dengan judul “Bangket” (sawah).

Pendukung Karawitan   : Sanggar Seni Tedung Sari Br. Pemenang-Kediri-Tabanan

3. SRSTHI

Srsthi, Foto by GC

Karya: I Kadek Indra Wijaya

Sinopsis :

Perputaran dunia yang mengelilingi sumbunya mengakibatkan terjadinya zaman, dalam istilah Hindu disebut Yuga. Yuga mengalami perubahan akibat pengaruh rotasi bumi mengelilingi matahari. Yuga terbagi menjadi empat, yaitu : Kertha Yuga, Traetha Yuga, Duapara dan Kali Yuga. Akhir dari Yuga adalah Prelaya (kehancuran atau kiamat). Hancurnya bumi beserta isinya, baik yang terjadi dalam Bhuwana Agung maupun Bhuwana Alit mengisyaratkan hancurnya tata surya. Kehancuran inilah menjadi penyebab terjadinya ” penciptaan kembali”

Fenomena ini dituangkan dalam penataan karya karawitan yang diberi judul Srsthi.

Pendukung Karawitan: Sanggar Dwi Ghurnita Sari Kedonganan Kuta

4. GELAR SAET

Gelar Saet, Foto by GC

Karya: Putu Tiodore Adi Bawa

Sinopsis :

Sabung ayam atau tajen lebih tepat merupakan gambaran dari masyarakat Bali yang mereka gambarkan tentang diri mereka sendiri. Aktivitas sekelompok orang dalam arena sabung ayam, bila dicermati sesungguhnya terdapat beberapa nilai-nilai seperti : nilai sosial, kejujuran, ekonomi dan patriotisme. Gelar Saet merupakan sebuah pertunjukan sabung ayam yang dilakukan secara babak per babak sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan oleh para bebotoh yang umumnya terjadi pada arena sabung ayam (tajen). Memperhatikan hal tersebut, memberikan rangsangan untuk menterjemahkan apa yang terjadi, lewat bahasa musik dalam bentuk tabuh kreasi pepanggulan melalui media gamelan Smara Dhana.

Pendukung Karawitan   : Sanggar Seni Lingga Jati, Jalan Kebo Iwa, Denpasar

5. KLENTANG-KLENTING

Klentang Klenting, Foto by GC

Karya: I Wayan Hari Wijaya

Sinopsis :

Permasalahan memang tak pernah lepas dari kehidupan manusia, entah itu dari masalah karier, keuangan dan juga cinta. Hal tersebut sering membuat seseorang menjadi putus asa, terkadang juga membingungkan dan membuat stress.

Berdasarkan pengalaman penata, hal pertama yang terlintas dalam pikiran adalah ingin terlepas dari segala masalah tersebut. Minum-minuman yang beralkohol adalah salah satu jalan yang penata lakukan, dengan pikiran yang tidak menentu dan sedikit tak sadarkan diri, botolpun dijadikan alat musik sederhana agar dapat menghibur diri dari segala masalah yang ada.

Pendukung        :

  1. Sang Putu Yohanes
  2. I Kadek Dede Sunarya
  3. I Putu Gede Purnawan

6. NAPZA IN MOTION

Nafza in Motin, Foto by GC

Karya: I Wayan Diatmika

Sinopsis :

Fenomena transisi gaya hidup remaja dewasa ini begitu rentan terhadap pergaulan bebas dan pengaruh obat-obat terlarang. NAPZA : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif berbahaya lainnya telah banyak merenggut jiwa dan menyuramkan masa depan generasi penerus bangsa. Keadaan yang demikian itu seakan menjadi trend budaya mereka. Budaya narkoba, budaya anak muda. Disisi lain jurang yang dalam dan lembah sudah menanti. Mampukah mereka melepaskan diri dari belenggunya……..?

Gejolak perasaan yang menggebu-gebu ingin bebas dari ketergantungan obat terlarang itu, penata ekspresikan melalui sebuah bentuk garapan kontemporer yang berjudul NAPZA IN MOTION.

Pendukung Karawitan   : Sanggar Asti Pradnyaswari Nusa Dua

Sinopsis Karya TA PS Karawitan Hari Pertama

Ujian Karya TA Karawitan 2007

Ujian Tugas Akhir Program Studi Seni Karawitan merupakan salah satu tugas pada mata kuliah Tugas Akhir (TA) dengan beban SKS sebanyak 6 SKS. Ujian Tugas Akhir diselenggarakan dalam dua rangkaian yaitu Ujian Karya Seni dan Ujian Karya Tulis yang berupa Skrip Karya seni.  Pada hari pertama Senin 18 Mei 2009 akan diikuti oleh tujuh karya seni yang telah melalui bimbingan dari dosen-dosen pembimbing yang mumpuni di bidangnya. Adapun judul dan penatanya adalah sebagai berikut.

1. SADHU WINANGUN

Sadhu Winangun

Karya I Wayan Sudarsana

Sinopsis :

Sadhu Winangun adalah menata dua barungan gamelan Pendro dan Selonding yang dapat menyenangkan hati. Penggabungan dari kedua barungan gamelan Pendro dan Selonding yang mempunyai karakter, bentuk, tekhnik permainan serta jumlah instrumen yang berbeda namun secara dasar warna suara dapat ditata, dipadukan atau dimainkan secara bersamaan sehingga menjadi sebuah sajian instrumentalia yang berjudul “Sadhu Winangun”

Pendro adalah hasil karya dengan menggabungkan beberapa jenis instrumen dari gamelan Gong Kebyar dan gamelan Angklung sedangkan Selonding adalah seperangkat gamelan dengan laras pelog tujuh nada yang instrumentasinya terdiri dari alat perkusi yang berupa bilah.

Pendukung Karawitan: Sekaa Gong Taruna Mekar, Tunjuk, Tabanan

2. GANGGA PAWITRA

Gangga Pawitra

Karya Dede Iwan Dwi Ardika

Sinopsis :

Indahnya alam pantai Yeh Gangga dengan pemandangan yang terbentang luas, berpadu dengan awan terlebih-lebih suara kicauan burung yang merdu diiringi dengan deburan ombak yang memancarkan aura-aura kesucian dan kedamaian dapat membangkitkan rasa indah dalam jiwa.

Bertitik tolak dari fenomena tersebut, maka lahirlah sebuah ide untuk mentransformasikannya kedalam wujud sebuah komposisi Tabuh Kreasi dengan judul ” GANGGA PAWITRA”.

Pendukung Karawitan :

Mahasiswa Jurusan Karawitan Semester IV FSP ISI Denpasar dan Siswa  SMKN 5 Denpasar

3. LINGGA YONI “

Lingga Yoni

Karya: Ni Luh Trisna Dewi

Sinopsis :

Perbedaan bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan, namun harus dipandang sebagai dua sisi yang saling melengkapi. Demikian juga laki-laki dan perempuan jika dapat saling melengkapi akan terjalin keharmonisan. Konsep ini dituangkan ke dalam sebuah komposisi karawitan dengan menggunakan instrumen gender wayang dan gender rambat sebagai simbol dari Lingga Yoni.

Pendukung Karawitan :

  1. Ida Ayu Wayan Prihandari
  2. Ni Ketut Ari Setyawati
  3. Ni Luh Sri Jayanti
  4. I Gusti Agung Putu Retno Saputra
  5. Ida Made Adnya Gentorang
  6. I Gede Eka Parisuda
  7. I Kadek Aristyawan
  8. I Komang Budiyasa

4. KETA

Keta

Karya: I Kadek Astawa

Sinopsis :

Hidup memang harus dijalani seberat apapun beban yang kita pikul. Begitu juga dengan alur kehidupan yang dilalui. Keterbatasan dalam bicara yang tersendat-tersendat membuat penata tidak seperti anak-anak pada umumnya. Cobaan, hinaan dan cercaan selalu membayangi pikiran.

Apa yang dirasakan akan ditransformasikan kedalam sebuah komposisi Karawitan inovasi Keta dengan memanfaatkan media ungkap gamelan Selonding.

Pendukung Karawitan   :

Mahasiswa Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar dan           Sanggar Ceraken’s Batuyang.

5. SEPEDA-KU

Sepeda-Ku

Karya: I Wayan Gede Putra Wirawan

Sinopsis :

Musik tidak hanya sebuah komposisi yang bermelodi

Yang tidak bermelodi pun juga musik,

Musik tidak hanya merupakan sebuah karya audio yang diproduksi dengan alat musik Yang diproduksi tanpa ‘ alat musik’ pun juga dapat menjadi karya musik,

Musik tidak sekedar hanya menjadi media hiburan dan sarana pelengkap ritual

Sesungguhnya, ia juga adalah bahasa universal yang mampu berkomunikasi..

Berpijak dari sebuah usaha untuk memahami musik secara holistic, maka karya komposisi musik baru “Se-pe-da-Ku” ini lahir sebagai sebuah jawaban dari usaha pemahaman yang saya lakukan itu. Di lain sisi, terciptanya karya musik Se-pe-da-Ku ini bertujuan untuk mempresentasikan pengalaman batin yang saya rasakan ketika duduk di bangku SMU, dimana setiap hari untuk pergi kesekolah harus menaiki sepedaku.

Pendukung        : W.Y.P. art foundation.

6. BHAKTI PRING

Bhakti Pring

Karya:  I Kadek Sudiasa

Sinopsis :

Kehadiran bambu ditengah kehidupan manusia khususnya di Bali, sangatlah berperan dan memiliki arti yang amat mendalam, dari ujung hingga akarnya dapat dipergunakan, baik untuk ritus kehidupan maupun hiburan. Bambu hadir dalam konteks ruang dan waktu yang bermakna dalam kehidupan manusia. Ia hadir untuk memberikan kehidupan secara lahiriah dan juga batiniah.

Maka, “Tundukan kepalamu dan bercerminlah pada bambu”, karena bambulah yang akan mengisi kehidupan mu dari lahir hingga memeluk dan mengantar mu saat engkau meninggal nanti.

Penata Instalasi             : I Nyoman Sujana Kenyem

Pendukung Karawitan   : Sanggar Tabuh Manik Sekecap Br.Kutuh Sayan-Ubud

7. CETAKENG TAWANG

Cetakeng Tawang

Karya: I Wayan Sukrisna Saskara

Sinopsis :

Pemuda atau anak remaja yang baru mengenal lingkungan atau dunia lepas bagaikan seekor burung yang terbang bebas. Penuh dengan godaan yang menjerumuskan. Kebingungan karena banyaknya pilihan yang menyesatkan. Ujian sangat berat dan dapat dilalui karena dengan pemikiran yang jernih, kepintaran, kejelian dalam menentukan pilihan serta kebijakan dalam menyelesaikan setiap masalah, sehingga menjadi pemuda atau remaja yang berjiwa ksatria dan gagah perkasa. Itulah ide yang mengilhami karya karawitan yang diberi judul CETAKENG TAWANG yang berarti bagaikan seekor burung yang terbang dilangit. Dengan media ungkap Gamelan Gong Gede.

Pendukung Karawitan               : Sanggar Gamelan Cendana Batubulan,  Sukawati, Gianyar

Jadwal dan Sinopsis Ujian TA Fakultas Seni Pertunjukan Tahun 2009

Jadwal dan Sinopsis Ujian TA Fakultas Seni Pertunjukan Tahun 2009

Bendera Fakultas Seni Pertunjukan

Bendera Fakultas Seni Pertunjukan

Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, mulai tanggal 18 s/d 21 Mei 2009 Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar menyelenggarakan Pagelaran Karya Seni Pertunjukan dalam rangka Ujian Tugas Akhir Tahun Akademik 2008/2009.

Pagelaran Karya Seni ini dimaksud sebagai penyajian Tugas Akhir yang diwajibkan kepada setiap Mahasiswa yang akan menamatkan studi mereka. Ujian Tugas Akhir tahun ini diikuti oleh 47 orang peserta dengan perincian :

Penciptaan

Terdiri dari :

1. Jurusan Tari                       : 15 orang

2. Jurusan Karawitan              : 23 orang

3. Jurusan Pedalangan            : 4 orang

Pengkajian

Terdiri dari :

1. Jurusan Tari                       : 4 orang

2. Jurusan Karawitan              : 1 orang

Terlaksananya Ujian Karya Seni ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu ijinkan kami mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang setinggi – tingginya kepada semua pihak atas segala bantuannya sehingga Ujian Karya Seni ini dapat terlaksana sesuai dengan rencana

Denpasar, Mei 2009

Pj.Dekan,

I Ketut Sariada, SST

NIP. 131 632 986

Jadwal dan Sinopsis dapat di unduh di sini

PENAMPILAN MAHASISWA ASING PROGRAM DARMASISWA ISI DENPASAR, MEMUKAU PENONTON DI JAKARTA

PENAMPILAN MAHASISWA ASING PROGRAM DARMASISWA ISI DENPASAR, MEMUKAU PENONTON DI JAKARTA

dscn0375-copy

Tari Jagatpati Oleh Mahasiswa Asing

(Jakarta-humasisi) Setelah mengikuti pendidikan seni di Institut Seni Indonesia Denpasar sekitar 1  tahun dalam Program Darmasiswa, 11 orang mahasiswa asing mengikuti acara pembekalan  kepulangan di Jakarta dari tanggal 6 -8 Mei 2009. Mereka didampingi oleh 1 orang pengelola  program darmasiswa ISI Denpasar, I Ketut Agus Adi Kamajaya, serta 1 dosen pembimbing, Ida Ayu  Wimba Ruspawati, S.ST., M.Sn. Program Darmasiswa adalah program beasiswa yang diberikan  Pemerintah Republik Indonesia kepada warganegara asing yang ingin mempelajari seni dan budaya  Indonesia. Tahun ajaran 2008/ 2009 ISI Denpasar menerima 19 mahasiswa asing yang berasal dari  13 negara di dunia yaitu Canada, USA, Mexico, UK, Ceko, Hungaria, Polandia, Jerman, Spanyol,  Serbia, Zambia, Slovakia, serta Afrika Selatan. Mereka tersebar di berbagai jurusan dari 2 fakultas yang dimiliki ISI Denpasar yaitu Fakultas Seni Pertunjukan dan Fakultas Seni Rupa dan Desain. Menurut salah satu pembimbing tari mahasiswa asing, Ida Ayu Wimba Ruspawati, S.ST., M.Sn., kehadiran para mahasiswa asing memberi angin segar bagi lembaga kerena selain kita dapat bertukar budaya, kegiatan ini sangat tepat juga untuk mengaplikasikan kemampuan berbahasa asing khususnya Bahasa Inggris selama proses belajar mengajar. Walaupun ada beberapa tantangan yang dihadapi selama proses belajar mengajar, semangat belajar mahasiswa asing ini patut diajungi jempol, terbukti dalam 1 tahun mereka mampu menguasai beberapa tarian Bali dan sering mengikuti pementasan dalam berbagai acara. Sehingga dalam acara tatap muka dan jamuan makan malam, tim kesenian ISI Denpasar mendapat kesempatan untuk tampil dihadapan Gubernur DKI Jakarta, Dr. Ing H. Fauzi Bowo di Kantor Gubernur DKI Jakarta. Tim kesenian ISI Denpasar menampilkan tari Margapati, yang dibawakan oleh 3 mahasiswa asing yaitu Sarka Bartuskova dari Ceko, Berta Maria Hernandez Lopez dan Lucia Mendoza Aquino dari Mexico. Dari beberapa tampilan pentas seni oleh peserta Program Darmasiswa dari masing-masing Perguruan Tinggi, pementasan tari Margapati oleh tim kesenian ISI Denpasar yang atraktif mampu memukau dan menarik perhatian seluruh peserta Program darmasiswa, tamu undangan, tak terkecuali para pejabat dipemerintahan DKI Jakarta dan Depdiknas. Dalam acara Pembekalan mereka berkesempatan untuk diperkenalkan berbagai produk masakan khas Indonesia, melihat berbagai macam hasil kerajinan Indonesia serta mengunjungi museum sejarah Jakarta di taman Fatahilah Jakarta. Dalam penyampaian pesan dan kesan oleh peserta darmasiswa terungkap bahwa mereka sangat senang mempelajari seni budaya Indonesia yang sangat beragam, dan mereka ingin mendapat kesempatan 1 tahun lagi untuk lebih mempelajari seni budaya Indonesia serta bahasanya.

Acara yang secara resmi dibuka oleh Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Depdiknas, Dr. R. Agus Sartono, MBA dan ditutup secara resmi oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA, dilanjutkan dengan acara foto bersama secara eksklusif bersama Aurora Tambuan, Deputi Gubernur Bidang Seni dan Budaya DKI Jakarta (yang mewakili Gubernur DKI Jakarta) beserta Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Depdiknas, Dr. R. Agus Sartono, M.BA.

Mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar Siap Tampilkan Karya Terbaik Dalam Ujian Akhir Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar Siap Tampilkan Karya Terbaik Dalam Ujian Akhir Mahasiswa

img_0358-copy

Gladi Ujian Karya TA

(Denpasar humasisi) Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat, Fakultas Seni  Pertunjukan ISI Denpasar menyelenggarakan Pagelaran Karya Seni Pertunjukan dalam rangka Ujian  Tugas Akhir Tahun Akademik 2008/2009, yang berlangsung dari tanggal 18 sampai dengan 21 Mei  2009. Guna menampilkan hasil terbaiknya, para mahasiswa sejak kemarin (tgl. 11 Mei 2009) sampai  tanggal 13 Mei 2009 menggelar gladi bersih di gedung Natya Mandala ISI Denpasar. Menurut Ketua  Panitia Pelaksana, Ni Ketut Suryatini, S.SKar., M.Sn, pagelaran karya seni ini dimaksud sebagai  penyajian tugas akhir yang diwajibkan kepada mahasiswa yang akan menamatkan studi mereka.  Ujian Tugas Akhir tahun ini diikuti oleh 47 orang peserta dengan rincian Penciptaan sebanyak 42  yang terdiri dari jurusan tari 15 orang, jurusan karawitan 23 orang, serta jurusan Pedalangan 4 orang.  Sementara mahasiswa yang mengambil pengkajian sebanyak 5 orang yang terdiri dari jurusan Tari 4  orang dan jurusan Karawitan 1 orang. Ketut Suryatini yang juga sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Seni Pertunjukan menambahkan perkuliahan di masing-masing jurusan tetap berjalan, namun demi kelancaran persiapan ujian pihaknya telah memberi ijin dispensasi bagi mahasiswa lain yang turut mendukung mahasiswa yang mengikuti ujian, karena tidak bisa dipungkiri untuk menghasilkan satu ciptaan saja mahasiswa terkadang tidak hanya melibatkan para mahasiswa lain untuk mendukung tapi juga melibatkan masyarakat yang tergabung dalam sanggar seni. Tercatat sekitar 28 sanggar seni atau skaa tabuh dari berbagai daerah terlibat dalam ujian akhir mahasiswa. Keberhasilan mahasiswa dalam menghasilkan sebuah karya cipta seni berkat bekal ilmu yang mereka peroleh selama kurang lebih 4 tahun, kemudian diaplikasikan lewat bagaimana cara mengkoordinir, berorganisasi, menciptakan karya, menanggulangi kendala-kendala yang dihadapi selama proses penggarapan. Sementara untuk menilai karya mahasiswa ISI Denpasar melibatkan 19 penguji karya seni pertunjukan yang terdiri dari para dosen dilingkungan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar serta melibatkan pengamat karya seni dari berbagai bidang, yaitu Drs. I Made Seraya, I Wayan Dira, S.Pd., M.M., Ni Ketut Arini, S.ST., Drs. I Wayan Madra Aryasa, M.A., serta I Gusti Seramasemadi, S.SP., M.Si.

Kreteria penilaian penciptaan meliputi aspek ide, bentuk dan penampilan, dengan indicator penilaian yaitu tema, teknik, komposisi, kreativitas, rias/ busana, iringan, ekspresi, keutuhan serta penokohan, struktur dramatik, anta wacana, dan tata cahaya khusus untuk jurusan pedalangan. Sementara para penguji karya tulis atau komprehensif sebanyak 21 dosen yang berpengalaman dibidang karya tulis, dengan kreteria penilaian mencakup aspek sistematika dan bahasa, substansi skipsi, dan presentasi.

Sementara salah satu mahasiswa yang mengikuti ujian, I Wayan Sudarsana dari Jurusan Karawitan mengungkapkan kesiapannya untuk mengikuti rangkaian ujian akhir mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar. Karena berbekal ilmu yang diperoleh selama ini dikampus serta dukungan dan bimbingan dari para dosen pembimbing, akhirnya dia dapat menciptakan karya seni karawitan yang diharapkan dapat member inspirasi dan menambah wawasan para pencita seni. Banyak tantangan yang dihadapi selama proses pembuatan karya, diantaranya mentransfer ilmu karawitan dengan menggunakan metode terstruktur kepada para seniman alam yang biasa menggunakan metode tradisional. Sudarsana menambahkan pendukung karawitan untuk ujian akhirnya yang berasal dari skaa Truna Mekar Desa Tunjuk Tabanan ini merasa bangga dapat membantu mendukung penggarapan karya yang berjudul Sandhu Winangun, karya karawitan yang menggabungkan music atau 2 instrumen pendro dan selonding.

Sementara itu Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S.,M.A, mengungkapkan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak atas segala bantuannya sehingga rangkaian ujian karya seni ini dapat terlaksana. Ungkapan tak terhingga juga ditujukan kepada masyarakat yang tergabung dalam sanggar-sanggar seni yang turut membantu menyukseskan ujian mahasiswa ISI Denpasar. Hubungan harmonis antara ISI Denpasar dengan sanggar seni/ skaa tabuh yang ada di Bali atau diluar Bali sudah berlangsung lama. Diharapkan hubungan harmonis ini dapat terus dijalin guna menujudkan ISI Denpasar sebagai pusat pengkajian dan penciptaaan seni.

Cok Istri Puspawati Nindhia, SE, SSn Dosen Fotografi ISI Denpasar, Berprestasi Internasional Dengan Mengangkat Obyek “Air”

Cok Istri Puspawati Nindhia, SE, SSn Dosen Fotografi ISI Denpasar, Berprestasi Internasional Dengan Mengangkat Obyek “Air”

Cok dan karyanya

Cok dan karyanya

(Denpasar-humasisi) Kiprah kaum wanita pada abad 21 ini sungguh-sungguh menginspirasi kaum  manusia di dunia saat ini. Dimana sosok wanita yang terkesan lemah lembut berubah menjadi sosok  yang produktif dan “kuat”, terbukti dengan banyaknya wanita yang menempati jabatan eksekutif di  perusahaan, pemerintahan atau bahkan menjadi kepala pemerintahan. Salah satunya adalah Cok Istri  Puspawati Nindhia SE, SSn seorang dosen wanita di program Studi Fotografi FSRD ISI Denpasar.  Meskipun belum diangkat secara 100 % namun prestasinya cukup membanggakan yaitu menggondol  Award dalam Earth Spirit festival di Australia pada tahun 2007, pemenang pertama lomba foto “Global  Warming” Kompas 2006 dan Pemenang Fremaan Fellowship at Vermont Studio Centre Amerika 2007.  Untuk program Fremaan Fellowship at Vermont Studio Centre Amerika ini ternyata Cok Puspa bukan  yang kali pertama yang pernah mendapatkannya, ternyata beberapa orang Dosen FSRD ISI Denpasar  pernah berangkat sebelumnya yaitu Dra. Tjok Istri Mas Astiti, MSi dari Jurusan Lukis yang notabene Ibunda dari Cok Puspa, Drs. I Nyoman Marsa dan Dra. Sri Supriyatini, MSn. Disana seniman yang terpilih akan dibimbing dalam berkarya oleh pakar-pakar dan dosen seni rupa dari Universitas terkenal di Amerika. Ada cerita lucu ketika Cok Puspa mendapat juara di Australia. Menurut kontestan dari negara lain, Cok yang berasal dari Indonesia dianggap negara dunia ketiga yang gaptek teknologi, jadi para kontestan sangat terkejut bahwa Cok Puspa wanita pertama dapat berhasil menggondol juaranya dan sangat fasih menggunakan peralatan digital sejajar dengan negara lainnya.

Menurut gadis asal Gianyar ini, semangat ingin maju dan pantang menyerah adalah kunci keberhasilannya. Menurutnya kita sebagai kaum wanita dan mahasiswi harus antusias dan mandiri di dalam mengerjakan sesuatu dan mencari peluang di dalam pengembangan keilmuan. Di era digital ini dimana teknologi informasi sudah begitu mudahnya menyebabkan kompetisi di semua bidang itu menjadi lebih meningkat. Jadi kita sebagai mahasiswi dan seniman harus siap dengan adanya perkembangan tersebut dan menggali potensi kita, sehingga kita mempunyai suatu idealisme dalam berkesenian yang layak dijual dan bersaing. Sekarang dunia fotografi berkembang dengan sangat pesat mengingat era digitalisasi yang memudahkan pengguna untuk mengoperasikan peralatan fotografi tersebut. Begitu banyaknya bertaburan seniman atau studio fotografi yang menjamur sekarang ini, itu merupakan tantangan untuk harus dihadapi oleh seorang fotografer. Jadi seorang fotografer harus kreatif atau “mati” digilas oleh pesaing yang semakin hari semakin bertambah.

Cok Puspa menerangkan dalam berkesenian terutama dalam karya fotografinya ia tertarik mengangkat obyek “air” (Rythm of Water). Karena air merupakan elemen yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Air juga terkesan tenang dan menghanyutkan, namun dapat juga mengerikan pada saat bencana. Jadi sesuatu itu ada sisi postif dan negatifnya tergantung sudut pandang manusia itu sendiri. Air yang menggelitik rasa estetik Tjok untuk selalu berkarya seni dan ternyata air tersebut tidak ada habis-habisnya digali, bagaikan sumber mata air inspirasi untuk berkarya. Menurut Pembantu Dekan III FSRD ISI Denpasar Drs. I Wayan Suwandhi, MSi kiprah Cok Puspa memang terlihat sejak mahasiswa dimana ia aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, sebagai buktinya sebagai duta bangsa dalam Youth Exchange ASEAN – ROK in Seoul Korea. Itu membuktikan antusiasmenya yang tinggi dalam mengembangkan dirinya. Pembantu Dekan II ISI Denpasar Drs. I Made Bendi Yudha, MSn menjelaskan bahwa prestasi ini merupakan salah satu indikator atas kapabilitas dosen-dosen ISI Denpasar, sehingga diharapkan bisa ditularkan ke mahasiswa. Senada dengan Bendi, Pembantu Dekan I FSRD ISI Denpasar Drs. I Gede Mugi Raharja, MSn berpesan agar mahasiswa ISI Denpasar dapat mengikuti prestasi yang dicetak oleh Cok Puspa ini, caranya dengan aktif mengikuti event-event pameran maupun kompetisi di tingkat nasional dan internasional. Sehingga kita bisa tahu kelemahan dan kelebihan kita dalam rangka untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan kita. Dekan FSRD ISI Denpasar Dra, Ni Made Rinu, MSn mengingatkan sikap Cok Puspa yang harus diteladani adalah sikap mandiri, berkarya, kreatif dan menunjukkan kapabilitas secara pribadi di tingkat nasional maupun internasional, dengan aktif mengikuti kompetisi dan berpameran. Ini yang harus dijadikan contoh oleh mahasiswa lain yaitu dengan menyibukan diri dengan kesibukan yang postif yaitu selain mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dosen juga aktif mengikuti perkembangan bidang yang digelutinya sekarang. Tanpa inisiatif dan antusiasme yang positif mahasiswa akan sulit berkembang menjadi seniman yang handal. Mengenai kemenangannya di tingkat Internasional Rinu menegaskan bahwa ini adalah satu jalan untuk mewujudkan visi ISI Denpasar untuk “go international” dengan terus aktif mengikuti event-event kompetisi tingkat internasional.

Loading...